Pemerintah saat ini sedang menggeber insentif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).
Dengan adanya insentif ini bank optimis bisa menjaga pertumbuhan kredit di level double digit. Direktur Finance Bank BTN Nofry Rony Poetra menjelaskan lebih dari 90% portofolio KPR BTN masih didominasi oleh rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar, termasuk di dalamnya yakni segmen rumah murah.
Selain fokus menyalurkan KPR Subsidi, Bank BTN juga intens menyasar KPR Non-Subsidi yang membidik segmen emerging affluent. Strategi tersebut dieksekusi dengan membuka 3 Sales Center di BSD, Kelapa Gading, dan Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, insentif selanjutnya yaitu pemberian Bantuan Biaya Administrasi (BBA) sebesar Rp 4 juta bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) saat membeli rumah subsidi.
Pemerintah juga menaikkan batas harga rumah yang bisa dibeli MBR dan memperoleh pembebasan PPN menjadi Rp 350 juta, baik rumah tapak maupun rumah susun.
Menurut Nofry, hal ini akan menguntungkan Bank BTN. Menurut dia Bank BTN merupakan kontributor utama dalam pembiayaan perumahan, khususnya KPR Subsidi dengan market share yang mencapai 83% untuk penyaluran KPR Subsidi. Dengan adanya insentif BBA ini akan meningkatkan potensi realisasi KPR Subsidi lebih banyak lagi kedepannya.
"Hingga Agustus 2023, kami mencatatkan portfolio KPR baik Subsidi maupun Non-Subsidi tumbuh double digit di atas 10%. Dengan ada insentif tersebut, kami optimistis tren pertumbuhan KPR masih berlanjut hingga akhir 2024," ujar Nofry dalam siaran pers, Selasa (7/11/2023).
Menjelang akhir tahun 2023, para analis memproyeksikan kinerja Bank BTN masih dapat mencapai target atau senilai Rp 3,2 triliun.
Analis Yuanta Sekuritas Indonesia Yap Swie Cu menuliskan kinerja Bank BTN diyakini masih on track. Salah satu penyumbangnya, lanjut Yap, yakni strategi kredit high-yield. "Kami menjaga rekomendasi beli untuk Bank BTN," tulis Yap dalam risetnya yang dikutip Selasa (7/11).
Senada, Edward Lowis, Head of Research Sucor Sekuritas memproyeksikan BBTN masih akan mencatatkan laba bersih di level Rp3 triliun pada akhir 2023. Salah satu penopang proyeksi tersebut yakni peningkatan kredit yang masih akan berlanjut di tahun ini dan mencapai pertumbuhan sebesar 10%.
"Kami masih mempertahankan rekomendasi beli," ujar Edward.
(kil/kil)