Bos BI Usul Anggaran Rp 177 T di 2024, buat Gaji Rp 5,36 T

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 13 Nov 2023 16:30 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo. (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengusulkan rencana anggaran tahunan Bank Indonesia (RATBI) 2024. Tahun depan total pengeluaran direncanakan sebesar Rp 177,67 triliun, terdiri dari pengeluaran anggaran kebijakan Rp 157,60 triliun dan pengeluaran anggaran operasional Rp 20,06 triliun.

Perry memperkirakan anggaran BI 2024 defisit Rp 29,29 triliun. Hal itu dikarenakan total pengeluaran yang mencapai Rp 177,67 triliun lebih besar dari total penerimaan yang diperkirakan hanya senilai Rp 148,37 triliun.

"Rencana ATBI 2024 diperkirakan akan defisit Rp 29,29 triliun. Defisit ini terutama dipengaruhi oleh pengeluaran anggaran kebijakan yang meningkat, termasuk kenaikan biaya operasi moneter dan beban kontribusi BI atas program PEN," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (13/11/2023).

Khusus pengeluaran anggaran operasional, paling besar adalah untuk gaji senilai Rp 5,36 triliun. Jumlah itu lebih besar dari tahun ini yang besarnya senilai Rp 4,70 triliun.

Kemudian, untuk manajemen dan sumber daya senilai Rp 3,29 triliun, layanan sarana dan prasarana Rp 2,83 triliun, perumusan dan pelaksanaan kelembagaan Rp 2,08 triliun, operasional kebijakan utama Rp 1,71 triliun, program sosial BI Rp 1,63 triliun, hingga untuk pajak Rp 2,6 triliun.

Di sisi lain, penerimaan anggaran operasional ditargetkan sebesar Rp 29,75 triliun. Jumlah itu paling besar ditopang oleh hasil pengelolaan aset valas sebesar Rp 29,68 triliun.

Khusus dari sisi permintaan, Perry menyebut pihaknya akan terus meningkatkan stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran, dengan sinergitas kebijakan fiskal pemerintah yang semakin erat. Sementara kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas.

"BI berkomitmen untuk terus memperkuat bauran kebijakan BI dan nasional untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, termasuk dari berlanjutnya ketidakpastian perekonomian global yang masih tinggi," tuturnya.




(aid/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork