.webp)
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) terus mengupayakan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar lebih optimal dan tepat sasaran. Per 20 November 2023, penyaluran kredit sudah mencapai Rp 218,40 triliun atau 73,54%.
Realisasi tersebut masih di bawah target Rp 297 triliun. Meski begitu, Kemenkop UKM terus mengupayakan agar penyaluran kredit optimal dan tepat sasaran. Salah satu upayanya dengan melakukan monitor dan evaluasi (monev) terkait kesesuaian penyaluran KUR.
Asisten Deputi Pembiayaan Usaha Mikro Kemenkop UKM Irene Suryani menyebut 53% debitur merupakan UMKM sektor produksi. Di mana angka tersebut masih di bawah dari target 60%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah terkait dengan sektor prioritas karena fokus kita tahun ini juga sudah mulai kepada sektor produksi 60% harusnya," kata Irene di Kemenkop UKM, Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2023).
Irene merinci, 53% UMKM sektor produksi itu terdiri dari 23,2% di sektor usaha makanan dan minuman, 14,2% di sektor jasa, 14,2% di sektor pertanian dan peternakan, 2,6% untuk sektor lainnya. Sedangkan 45,8% sisanya di sektor perdagangan.
Prioritas penyaluran KUR di sektor produksi ini tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator bidang Perekonomian No 1 Tahun 2023 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR untuk penyaluran KUR pada sektor produksi wajib memenuhi porsi penyaluran KUR sektor produksi paling sedikit mencapai target. Di mana untuk target tahun ini penyalurannya sebesar 60%.
"Berdasarkan data hasil survei ini 51,6% responden merupakan UMKM sektor produksi. Jadi, baru 51.6% dari yang kita survei, harusnya 60%," imbuhnya.
Untuk itu, dia menyarankan agar dilakukan lebih sering dalam hal sosialisasi pengajuan KUR secara rinci. Hal ini dikarenakan agar masyarakat luas lebih bisa memahami kemudahannya.
(ara/ara)
