Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti peredaran uang di masyarakat yang dianggap semakin kering. Dalam waktu yang bersamaan orang nomor satu di Indonesia itu juga mendorong agar perbankan terus mendorong penyaluran kredit terutama untuk UMKM.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan saat ini bank memang masih memiliki ruang likuiditas cukup besar untuk menyalurkan kredit. Hal itu terlihat dari rasio simpanan terhadap kredit atau loan to deposit ratio (LDR) yang berada pada posisi 83%.
Mahendra menilai wajar jika pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) pada tahun ini melambat. Pasalnya pada tahun lalu kondisi rebound setelah dihantam krisis akibat pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa wajar kalau lebih rendah sedikit dibanding tahun lalu, karena memang tahun lalu itu kan rebound dari kondisi pandemi yang terbesar selama abad ini lah barangkali sehingga sekarang tetap terjaga di tingkat pertumbuhan yang kurang lebih hampir sama pada saat pra pandemi. Jadi saya rasa itu tingkat yang wajar kondisinya," kata Mahendra saat ditemui di Shangri-La Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Dia menilai hal yang perlu dijaga saat ini adalah pertumbuhan di sektor riil. Menurutnya permintaan kredit investasi dan modal kerja akan sangat tergantung kepada pertumbuhan dunia usaha.
"Selama dijaga dan dipahami, pemerintah betul-betul tahu hal ini dan dijaga tahun ini, tentu membuka peluang perbankan yang sangat baik," tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi meminta perbankan terus mendorong penyaluran kredit terutama untuk UMKM. Meski harus prudent, ia mengingatkan jika terlalu hati-hati akibatnya perputaran uang di sektor riil menjadi kering.
"Memang kita harus prudent dalam melangkah tapi juga jangan terlalu hati-hati. Kredit kalau terlalu berhati-hati, semuanya terlalu hati-hati akibatnya kering perputaran di sektor riil. Paling penting juga adalah antisipasi terhadap semua skenario ke depan, cepat dalam merespons setiap perubahan misalnya untuk inflasi cek terus di lapangan," kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Kantor BI, Jakarta Pusat, Rabu (29/11).
Jokowi mengaku mendapat informasi dari para pelaku usaha terkait peredaran uang di Indonesia yang disebut kering.
"Jangan-jangan terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SBN atau terlalu banyak dipakai untuk membeli SRBI atau SVBI sehingga yang masuk ke sektor riil berkurang," ujar Jokowi.
Simak juga Video: OJK Blokir 2.760 Rekening yang Fasilitasi Aktivitas Perjudian