.webp)
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengelola dana yang cukup besar hingga Rp 165 triliun. Hal ini pun ikut jadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dia mewanti-wanti agar dana BPKH dikelola dengan super hati-hati.
Hal ini diungkapkan Jokowi dalam Pengarahan Raker dan Milad ke-6 Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
"Tadi disampaikan oleh pak Kepala BPKH Rp 165 triliun. Gede banget, dana yang dikelola. Jadi saya titip hati-hati mengelola uang yang ada di BPKH," ungkap Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini menurutnya BPKH sudah menanamkan dananya di instrumen yang tepat. Jokowi membeberkan 75% dana BPKH diinvestasikan lewat Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias Sukuk.
"Alhamdullilah ini tempat aman, berada di BI. Lalu 2% diinvestasikan langsung, menurut saya juga masih aman," sebut Jokowi.
Tak Mau Kasus Jiwasraya Terulang
Dengan tegas Jokowi juga mewanti-wanti agar kasus salah kelola investasi seperti yang terjadi di Jiwasraya tidak terulang di BPKH. Maka dari itu, jajaran BPKH wajib mengelola dana yang dititipkan umat secara hati-hati mengedepankan akuntabilitas dan prinsip-prinsip syariah.
Jokowi tak mau BPKH berkasus macam Jiwasraya yang melakukan investasi pada saham bodong, saham yang cuma jadi saham gorengan, ujungnya uang hilang tak bersisa.
"Jangan sampai seperti yang lain-lain, diinvestasikan di saham yang sahamnya di goreng-goreng, hilang uangnya. Ingat Jiwasraya, selalu saya ingatkan itu jangan sampai berkasus seperti itu," tegas Jokowi.
"Jadi harus betul-betul dikelola profesional mengedepankan akuntabilitas, kedepankan prinsip syariah dan kehati-hatian yang amat sangat. Karena sekali lagi, ini uang rakyat, uangnya umat," pungkasnya.
Lihat juga Video: Saat Rayuan Jokowi soal Kuota Haji Direspons Pangeran MBS
