Citigroup akan memberhentikan 20.000 karyawannya selama dua tahun ke depan. Hal ini diumumkan oleh CFO Citigroup Mark Mason yang mengatakan pengurangan dilakukan karena perusahaan mengalami kerugian.
Mason mengatakan kerugian bersih pada kuartal IV-2023 sebesar US$ 1,8 miliar atau Rp 27,9 triliun (kurs Rp 15.515). Perusahaan menyebut hal tersebut menjadi kuartal terburuk yang pernah dialami perusahaan dalam 15 tahun.
Citigroup juga melaporkan kerugian pendapatan yang sangat besar sebesar US$ 1,16 per saham pada kuartal IV, jauh di bawah perkiraan kerugian 11 sen per saham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menekan pengeluaran, perusahaan mengurangi karyawan. Citigroup memperkirakan pengurangan jumlah karyawan akan menghemat US$ 2,5 miliar dalam jangka panjang.
"Setiap kali sebuah industri atau perusahaan mengalami pengurangan seperti ini, hal ini berdampak buruk terhadap moral. Saya ingin menunjukkan fakta bahwa kami sudah sangat jelas mengenai strategi perusahaan dan sangat jelas mengenai momentum yang kami harapkan," terang Mason dikutip dari CNN, Sabtu (13/1/2024).
Juru bicara Citigroup yang berbasis di AS tersebut mengatakan PHK tersebut akan bersifat global.
Selain PHK 20.000 orang di operasional perusahaan, Citigroup mengatakan akan memecat 40.000 karyawan dari unit ritelnya di Meksiko. Jadi, total jumlah karyawan perusahaan tersebut menjadi sekitar 180.000 dari 240.000 orang.
Selama beberapa tahun ke depan, Citigroup memperkirakan membayar pesangon dan biaya reorganisasi hingga US$ 1 miliar terkait dengan rencana restrukturisasinya.
(ada/ara)