Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini nilai tukar rupiah akan menguat pada paruh kedua 2024 ini. Ada sejumlah dorongan mengapa dirinya meyakini akan hal itu.
Perry menjelaskan kondisi ini melanjutkan penguatan yang terjadi pada nilai tukar rupiah di akhir Desember 2023 yakni 1,1% secara year on year (yoy).
"Ke depan kami meyakini bahwa nilai tukar akan tetap stabil, bahkan akan ada kecenderungan menguat khususnya di paruh kedua 2024," kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sejumlah alasan mengapa Bank Indonesia meyakini nilai tukar rupiah akan menguat, di antaranya didukung dengan meredanya ketidakpastian keuangan global.
"Kecenderungan menurun yield obligasi negara-negara maju termausk US Tresury dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS," jelas dia.
Untuk tahun 2023 sendiri, nilai tukar rupiah hingga Desember 2023 kemarin, tercatat menguat 1,1% secara yoy. Perry menyebut, penguatan ini lebih baik dari sejumlah negara di antaranya Thailand dan Filipina.
Penguatan itu didukung oleh masuknya potofolio asing, secara total Rp 15,39 triliun, terdiri dari SBN Rp 2,58 triliun, saham Rp 0,4 triliun dan sekuritas rupiah BI Rp 6,89 triliun.
(ada/das)