.webp)
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengungkap akses pembiayaan atau kredit ke UMKM dari perbankan di Indonesia menjadi yang terendah di Asia. Teten menyebut, penyaluran pembiayaan kredit ke UMKM dari perbankan di Indonesia baru 21%.
"(Indonesia) baru sekitar 21%, dibandingkan dengan China, Jepang, itu sudah 60%," ungkap dia dalam diskusi Peran Pemerintah Swasta dan Tokoh Perempuan dalam Pemberdayaan UMKM, di Kantor PWI Pusat, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2024).
Rendahnya penyaluran kredit ke itu, Teten lagi-lagi menyoroti sulitnya akses kredit untuk UMKM. Salah satu kendalanya adalah, masih adanya syarat agunan atau jaminan bagi UMKM yang mau mengajukan kredit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, menurut Teten untuk penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dengan nilai Rp 100 juta ke bawah, harusnya bebas agunan.
"Kendalanya memang nggak punya agunan pembiayaan kredit korateral, meskipun pemerintah sudah membuat regulasi sampai Rp 100 juta nggak boleh pakai agunan, tetapi dalam pelaksanaannya di bawah, di lapangan seperti itu (dimintakan agunan)," ungkapnya.
Untuk itu, Teten mengatakan tengah mempersiapkan skema credit scoring, di mana UMKM bisa mendapatkan kredit tanpa agunan. Jadi, yang dilihat bagaimana track record bisnis yang dimiliki UMKM tersebut.
"Credit scoring bukan lagi agunan, tetapi track record digitalnya. Kalau agunan, tetapi usahanya macet, gimana," pungkasnya.
(ada/rrd)
