Nasabah Ibu-ibu Mekaar Sudah 15 Juta, Jokowi Minta Jadi 20 Juta

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 12 Feb 2024 14:05 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir Bertemu Ribuan Ibu-ibu Nasabah PNM Mekaar,/Foto: Achmad Dwi Afriyadi/detikcom
Jakarta -

Jumlah nasabah Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) telah menembus target yakni 15 juta. Namun demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan agar jumlah nasabah digenjot menjadi 20 juta.

"Inti acara ini ingin memastikan bahwa target 15 juta sudah tercapai. Tapi saya bersama direksi dan juga sesuai arahan bapak presiden kalau bisa angka PNM Mekaar ini 20 juta," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam perayaan 15 Juta Ibu-ibu Mekaar di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).

Dikutip dari laman PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Mekaar merupakan layanan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku UMKM yang diluncurkan pada 2015. Pada dasarnya, nasabah PNM Mekaar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berusaha, namun terbatasnya akses pembiayaan modal kerja menyebabkan keterampilan berusaha mereka kurang termanfaatkan.

Beberapa alasan keterbatasan akses tersebut meliputi kendala formalitas, skala usaha, dan ketiadaan agunan. Oleh karena itu, perusahaan menerapkan sistem kelompok tanggung renteng yang diharapkan dapat menjembatani kesenjangan akses pembiayaan sehingga para nasabah mampu mengembangkan usaha.

Bicara target 20 juta nasabah Mekaar, Erick juga menyinggung data bantuan pangan yang juga menembus angka 20 juta. Erick tak bisa memastikan apakah ada tumpang tindih dalam data tersebut, namun dia mengatakan, pemerintah tengah mendorong penyatuan data melalui Government Technology (GovTech).

"Kalau kita lihat data-data statistik selama ini juga bantuan pangan itu kurang lebih 20,2 juta keluarga. Apakah ada overlapping saya tidak bisa menjawab karena itu bagian penyatuan data ke depan, kenapa pemerintah ingin mendorong yang namanya GovTech yang akhir bulan ini juga mudah-mudahan kalau tidak ada apa-apa bisa diluncurkan," terangnya.

Dengan adanya angka-angka tersebut, pihaknya ingin menekan kesenjangan. Erick mengatakan, GovTech telah berhasil menekan angka kemiskinan, salah satunya di China.

"GovTech sendiri nanti kalau kita studi banding dengan negara-negara yang berhasil GovTech itu seperti China bisa menekan kemiskinan sampai di bawah 1%, lalu percepatan pembangunan di India itu yang tadinya 40 tahun bisa 10 tahun dan lain-lain," katanya.

Erick mengatakan, pihaknya ingin menyinkronkan data-data tersebut, salah satu tujuannya untuk memperkuat pondasi ekonomi ke depan.

"Nah ini yang kita mau sinkronkan, karena itu memang sejak awal kenapa ada BRI, Pegadaian, PNM kita jadikan satu rumah itu tidak lain kita ingin melayani daripada tentu UMKM ultra mikro sebagai pondasi ekonomi ke depan," ujarnya.

Sebagai tambahan, Erick mengatakan, 15 juta nasabah Mekaar merupakan target Oktober 2024. Artinya, kata dia, target tersebut bisa dicapai 8 bulan lebih cepat. Untuk target 20 juta, pihaknya akan menggodoknya dalam waktu 1-2 bulan.

"Jadi 20 juta kita akan perhitungkan dengan siklus baru yang mungkin kasih waktu kita mungkin 1-2 bulan menggodok, baru kita bicara misalnya tahun 2000 berapa itu 20 juta," ungkap Erick.




(acd/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork