Dian menambahkan OJK terus melakukan upaya penguatan dan konsolidasi Bank Perekonomian Rakyat (BPR). Menurutnya jumlah BPR turun 23 unit sepanjang 2023.
Pemicunya antara lain karena penggabungan atau peleburan dengan BPR lain, ataupun dalam satu grup kepemilikan dalam rangka penguatan permodalan.
Walaupun secara jumlah BPR berkurang, namun jumlah keseluruhan kantor tidak jauh berbeda mengingat dalam penggabungan atau peleburan, kantor cabang masing-masing secara umum menjadi kantor cabang dari BPR yang melakukan peleburan atau penggabungan.
Jumlah BPR yang memiliki modal inti di atas Rp 6 miliar meningkat dari sebelumnya sejumlah 1.076 BPR
kini menjadi 1.190 BPR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah tantangan perekonomian yang berat terhadap industri jasa keuangan, industri BPR masih dapat tumbuh sepanjang 2023. Pertumbuhan tersebut tercermin oleh peningkatan total aset, penyaluran kredit, dan penghimpunan dana masing-masing sebesar 7,52 persen, 9,57 persen, dan 8,63 persen.
Menurut Dian, UU P2SK memberi penguatan kepada BPR yang tidak dimiliki oleh BPR sebelumnya. Konsekuensinya, OJK perlu melakukan penyesuaian dalam regulasi dan sistem pengawasan terhadap BPR dengan baik.
(hns/hns)