Modal KUR dari Bank, Syukur Buka Warung hingga Raup Omzet Puluhan Juta

Modal KUR dari Bank, Syukur Buka Warung hingga Raup Omzet Puluhan Juta

Niken Widya Yunita - detikFinance
Selasa, 12 Mar 2024 15:34 WIB
Warung Syukur
Foto: Niken Widya Yunita/detikFinance
Jakarta -

Sebuah motor terparkir di belakang warung dan tumpukan kardus-kardus. Pemiliknya, Abdul Syukur tidak akan menjual motor tersebut karena menjadi saksi awal mula dirinya membuka usaha yakni warung.

Abdul Syukur atau panggilan akrabnya Syukur memulai membuka usaha warung pada 2015. Warungnya bernama Syukur Cell dan berada di Kampung Benda Barat, Cipayung, Depok, Jawa Barat.

Syukur membangun warung dari nol dengan menggadaikan motor pada 2015. Bahkan dia sampai tertunda membayar jasa tukang untuk membangun warungnya karena minimnya uang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya perintis, membangun warung dari nol," ujar Syukur saat ditemui detikFinance di warung Abdul Syukur, di Kampung Benda Barat, Cipayung, Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu dan ditulis Selasa (12/3/2024).

ADVERTISEMENT
Warung SyukurMotor Syukur yang digadaikan untuk modal pertama buka warung/Foto: Niken Widya Yunita/detikFinance

Dari hasil menggadaikan motor, Syukur mendapatkan uang Rp 1 juta dan dia berbelanja untuk warungnya seperti makanan jajanan anak-anak, permen, kopi kemasan kecil, shampoo kemasan kecil, dan beberapa barang kebutuhan pokok. Nilai belanjanya yakni Rp 950 ribu dan dia membeli sendiri dengan sepeda karena motornya digadaikan untuk modal membuka warung. Uang sisanya digunakan untuk keperluan lainnya.

Syukur tidak memiliki karyawan, dia melakukan usahanya sendiri. Bahkan hingga kini dia tetap melakukan usahanya sendiri. Jika dia sedang acara di luar, Syukur dibantu istrinya. Syukur membuka warungnya dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Tokonya tutup setiap Jumat pukul 11.00 WIB dan akan buka kembali pada pukul 14.00 WIB hingga 23.00 WIB.

Dari hasil penjualannya, Syukur mendapatkan omzet sekitar puluhan ribu per harinya pada 2015. Kini, omzetnya mencapai Rp 2 juta per hari atau Rp 60 juta per bulan.

Seiring berjalannya waktu, sekitar satu tahun atau dua tahun membuka warung, Syukur dapat mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI Rp 5 juta. Proses pengajuan pun mudah hanya butuh beberapa hari, uang cair. Kini dia mengajukan Kupedes BRI Rp 250 juta pada tahun 2000 dengan mencicil Rp 6,5 juta per bulan.

"2 Bulan lagi lunas," tutur Syukur sambil tersenyum lega.

Omzet Meroket Saat Pandemi

Jika orang-orang mengalami masa sulit saat pandemi COVID-19, Syukur malah meroket omzetnya dengan rata-rata Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per hari. Hal ini karena toko sembako masih dibolehkan buka dan dicari oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan selama pandemi. Tidak lupa dia menyediakan hand sanitizer, sarung tangan, dan masker di warungnya. Bahkan Syukur juga membuka layanan antar saat pandemi.

Dalam menjalankan usahanya, pria kelahiran Bogor 3 Mei 1979 ini mengalami suka dan duka. Dukanya masyarakat kerap utang di warungnya.

"Yang namanya di kampung tidak pernah lepas dari utang. Ada juga yang utang bulanan," ucap Syukur.

Meski demikian, dalam menjual sembako, mantan satpam hotel ini senang bisa membantu orang dalam memenuhi kebutuhan. Selain itu, dirinya bisa mengetahui karakter orang.

Lalu bagaimana kunci sukses Syukur? "Kalau namanya di warung itu kan pelayanan. Mau beli, ngutang harus dilayani dengan muka yang ramah. Kalau warung sudah tutup kadang kita layani lewat pintu belakang warung," kata Syukur.

Warung SyukurWarung Syukur/Foto: Niken Widya Yunita/detikFinance

Sementara itu, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, hingga Triwulan III 2023, debitur baru KUR BRI tumbuh melampaui target yang ditetapkan pemerintah. Hingga September 2023, tercatat debitur KUR baru telah mencapai 105,82% dari target tahun penuh 2023. Pada periode Januari-September 2023, BRI telah menaikkan kelas pelaku usaha sebanyak 2,3 juta debitur.

"Telah mencapai 1,44 juta debitur KUR baru hingga triwulan III 2023. Sedangkan target debitur KUR baru 2023 adalah sebesar 1,36 juta debitur," ujar Supari dalam rilis pada November 2013 lalu.

Sementara untuk Kupedes, Supari mencatat hingga September 2023 pertumbuhan Kupedes mencapai angka 57,5%. Dari total kredit mikro pada kuartal III-2023, nilai Kupedes BRI mencapai Rp 201,4 triliun.

(nwy/hns)

Hide Ads