.webp)
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso memamerkan capaian layanan BRILink milik perusahaan. Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Sunarso menyebut jumlah agen BRILink kini menyentuh angka 740 ribu.
Agen-agen BRILink tersebar di 75 ribu desa di Indonesia dengan transaksi hingga triliunan. Sunarso menilai BRILink sebagai model bisnis yang cocok dengan perusahaan.
"Ini yang sebenarnya paling mungkin cocok dengan modelnya BRI adalah agen BRILink, jadi tidak boleh digital tapi juga tidak boleh komen konvensional, kita bikin hybrid. Proses internalnya kita digitalkan tapi urusan interaksi dengan nasabah masih menggunakan pendekatan human touching ya yaitu melalui agen," katanya dalam rapat di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan Alhamdulillah kita sekarang sudah memiliki 740 ribu agen di seluruh Indonesia, di 75.000 desa. Jadi jumlah agen lebih banyak daripada jumlah desa," sambung Sunarso.
BRILink merupakan transaksi yang menggabungkan cara digital dan konvensional. Sunarso mencatat transaksi di warung-warung BRILink tembus Rp 1.427 triliun dalam setahun.
"Dan kemudian bapak ibu sekalian yang menarik adalah bahwa transaksi yang campuran ini antara digital dan konvensional ternyata masih cukup besar. Buktinya transaksi lewat warung-warung itu jumlah nilainya itu mencapai Rp 1.427 triliun, transaksi lewat warung ya," ungkapnya.
Dari jumlah itu BRI mendapatkan fee sekitar Rp 1,5 triliun. Meski begitu, Sunarso menjamin jumlah yang diterima oleh 740 ribu agen tersebut dua atau tiga kali lebih besar dari yang diterima BRI, atau sekitar Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun.
"Jadi warung-warung yang menjalankan fungsi sebagai cabangnya BRI itu itu transaksi transfer segala macam gitu mencapai Rp 1.427 triliun dalam satu tahun. Dan kalau boleh diceritakan di sini itu BRI dapat di sekitar Rp 1,5 triliun. Tapi jangan khawatir bahwa warung-warung itu terima nya dua kali atau tiga kali lipat," pungkasnya.
(kil/kil)
