Jalan-jalan Naik Kuda di Bekasi, Bayarnya Pakai QRIS

Jalan-jalan Naik Kuda di Bekasi, Bayarnya Pakai QRIS

Rifkianto Nugroho - detikFinance
Kamis, 28 Mar 2024 02:47 WIB
Berkuda jadi kegiatan menunggu waktu berbuka puasa warga Mutiara Gading Timur, Bekasi. Yuk lihat usaha rekreasi kuda yang sudah ada sejak 2007 itu.
Foto: Rifkianto Nugroho
Bekasi - Banyak cara untuk menghabiskan sore sambil menunggu waktu berbuka puasa, salah satunya dengan cara berkuda yang telah ada sejak tahun 2007 di Mutiara Gading Timur, Bekasi. Disini warga bisa menyewa kuda untuk keliling - keliling sejauh 100 meter.

Abdul Rahman (25) memulai bisnis usaha rekreasi kuda sejak 2012. Pria yang sebelumnya bekerja selama 6 bulan di perusahaan kabel di Kawasan MM 2100, Cikarang ini memilih untuk ikut bersama sang kakak dengan membeli seekor kuda dari Bandung.

Berawal dari iseng menuntun kuda, lambat laun sang kakak mengajarinya seluruh cara mengendalikan kuda seperti berbelok, berhenti, memasang sepatu hingga mengatasi kuda yang ngamuk.

"Awalnya mah ngikut nuntun-nuntun (kuda) ya belajar, diajarin caranya gini, kalo mau belok mau berentiin, masang sepatu caranya gini sepatu kudanya. Paling susah kalo lagi ngamuk, kuda kalo birahinya naik ya susah". Terang Adul saat berbincang dengan detikcom di Mutiara Gading Timur, Bekasi, Senin (25/3/2024).

Tak hanya itu risiko lain saat kuda bersenggolan dengan kendaraan di sekitar, meski jalanan di lokasi ini lebar namun padatnya kendaraan terutama saat sore hari menjadi ujian sendiri bagi pemandu kuda.

Adul mengaku ada kuda yang harus bersenggolan dengan mobil, mereka pun tak kabur dan tetap tanggung jawab. Biaya ganti rugi pun mencapai 2 juta rupiah.

Untuk menjalani bisnis kuda Adul harus merogoh kocek mulai dari 10 hingga 50 juta rupiah, kuda-kuda tersebut merupakan kuda terlatih. Hanya saja ketika sampai di Bekasi kuda masih membutuhkan penyesuaian.

Kuda-kuda asal kota kembang itu harus melalui adaptasi cuaca, jalan hingga bising kendaraan, Adul sendiri mengambil kuda dengan bajet 30 juta rupiah.

"Harga kuda paling murah di Rp 10 juta ada, gimana kudanya paling mahal ya di Rp 50 juta cuman kalo kita terakhir beli Rp 30 juta. Kuda-kuda ini terlatih, cuma disini masih adaptasi lagi, adaptasi jalannya kan beda, cuaca, paling sama kendaraan disini lah". Lanjut Adul.

Diketahui dalam satu rit yaitu 100 meter, penumpang harus membayar Rp 10 ribu rupiah untuk anak-anak dan Rp 20 ribu rupiah untuk dewasa.

Untuk omzet Adul mampu membawa pulang uang mencapai 500 ribu rupiah perharinya, namun jika saat musim hujan Adul dan kawan-kawan harus rela gigit jari alias tak bisa keluar kandang.

Momen-momen libur seperti akhir pekan, hari-hari besar lebaran, idul fitri hingga tahun baru menjadi pundi-pundi pemasukan yang menjanjikan untuk usaha ini. Banyak cerita unik yang dialami Adul, seperti anak-anak yang nangis tak mau turun dari kuda hingga orang lanjut usia yang ingin menaiki kuda layaknya anak-anak.


Dana Segar KUR BRI

Modal yang cukup besar dalam usaha ini membuatnya harus mencari dana segar, dengan penghasilan yang menjanjikan Adul berani mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI hingga kini rekan-rekan kudanya pun ikut mengajukan pinjaman di BRI hingga terbentuk klaster kuda.

"Awal mula pinjemannya saya tadinya buat beli kuda, minjem tuh terus orang brinya kenal deket, sering main sama kita kan jadi temen-temen pada ikut minjem di bri gitu, jadi dibikin klaster kuda bri". Terang Adul.

Beruntung ia mendapatkan pinjaman hingga 15 juta rupiah, yang ia gunakan untuk menukar kuda dengan yang lebih bagus, selain itu dana tersebut digunakannya untuk memperbaiki kandang kuda.

Sebelumnya Adul sempat meminjam ke koperasi, namun atas rekomendasi rekannya yang mengatakan pinjaman di BRI lebih murah ia tertarik, dan kini Adul menjalani cicilan sebanyak 880 ribu rupiah selama 1 setengah tahun.

"Dulu pernah di koperasi sekali doang, cuma kan ada kenalan di bri temen terus nyoba di bri oh lebih murah sampe temen-temen kuda semua sekarang (pinjaman) di bri". Terang Adul.


Bisa Bayar Pakai QRIS

Digitalisasi juga telah merambah hingga usaha kuda, buktinya pengunjung yang berkeliling menggunakan jasa kuda di Mutiara Gading Timur, Bekasi ini bisa melakukan pembayaran menggunakan QRIS.

Qris tersebut terpampang di pinggul salah satu kuda milik Adul, menurutnya penggunaan Qris ini mempermudah pembayaran bagi para pengunjung. Selain Qris, Adul juga menggunakan aplikasi Brimo yang ia gunakan untuk mengecek saldo hingga transfer uang.

"Iya sudah bisa pembayaran pake Qris, ada di kuda saya sama di delman. Kalo Brimo saya pakai untuk ngecek saldo sama transfer uang". Tutup Adul.

Selain usaha kuda, Adul juga turut menyediakan pernak-pernik kuda yang dibelinya dari Bandung. Hal itu membuatnya menggunakan aplikasi Brimo untuk mentransfer uang.

(hns/hns)


Hide Ads