Suka Duka jadi Agen BRILink
Menjadi agen BRILink dengan rata-rata 90 transaksi dalam satu hari tentu menimbulkan rasa suka tersendiri bagi Bambang dan Yuni sang istri. Pemilik agen BRILink Farah Cell itu menyadari sepenuhnya bahwa usaha yang mereka jalankan adalah di bidang jasa bukan transaksi berbentuk barang.
Menurut Bambang dengan rata-rata ada 90 transaksi berarti minimal dia menghadapi 70 orang dalam satu hari dengan karakter berbeda-beda. Sebagai penjual jasa, Bambang dan istri tentu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk ramah dan sopan kepada pelanggan.
"Usaha di bidang jasa itu kita harus ramah. Tapi seramah-ramahnya kita, kalau kesel ya kesel juga," kata Bambang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan pekerja di sebuah perusahaan kontraktor ini sering mendapati pelanggannya yang tidak sabar dan suka menyela antrean. Dia pun sering menegur mereka. Akibatnya ada 1 atau 2 pelanggan yang batal transaksi karena ditegur. Bambang tak masalah, dan menganggap orang yang batal transaksi itu memang belum ditakdirkan menjadi perantara rezeki bagi dirinya.
Selain ramah, sebagai agen BRILink Bambang dan istri harus hati-hati dan super teliti. Sebab salah nomor rekening atau salah angka nominal transfer akan berakibat merugikan, baik sebagai agen maupun pelanggan.
"Kita harus super hati-hati dan teliti. Maka saya minta mereka menulis (nomor rekening tujuan), kemudian kita ketik di mesin EDC, kita konfirmasi, baru transaksi dilakukan," jelas Bambang.
Sementara di agen BRILink milik Surono pelanggannya adalah pedagang, penjahit keliling dan juga tetangganya. Musabab sudah saling kenal, Surono sering melayani transaksi transfer lebih dulu dan uangnya menyusul. Namun karena keseringan terkadang ada saja pelanggan yang lupa untuk memberikan uang admin.
Bagi pelanggan yang lupa memberikan uang admin, Surono pun mengaku mengikhlaskan. Dia yakin rezeki tidak akan tertukar, dan bakal ada gantinya. "Saya ikhlasin saja kalau ada yang lupa bayar biaya admin, ya pasti nanti ada ganti dari yang lain," kata Surono
(erd/hns)