Setelah BI menaikkan suku bunga acuan, dolar AS kini berada di kisaran Rp 16.000.
"Nilai tukar waktu mengambil kebijakan moneter RDG itu kan sekitar Rp 16.300. Sekarang sekitar Rp 16.000 dan kita sedang upayakan akan turun di bawah Rp 16.000. Karena apa, kami mempercayai rupiah ini mestinya terus menguat sesuai dengan fundamental," katanya dalam acara Perkembangan Ekonomi Terkini di Gedung BI, Rabu (8/5/2024).
Dia mengatakan, ada 4 faktor yang mendukung penguatan rupiah. Pertama, menariknya imbal hasil atau yield. Kedua, premi risiko yang turun.
"CDS (credit default swap) Indonesia 5 tahun turun 69,9, sebelumnya di atas 70 indeksnya. CDS itu ukuran premi risiko yang dipakai oleh para investor asing untuk membandingkan berinvestasi di US Treasury obligasi Amerika dengan obligasi atau sekuritas dalam negeri," ujarnya.
Ketiga, prospek ekonomi Indonesia yang lebih baik. Keempat, komitmen BI untuk menstabilkan nilai tukar.
"Keempat faktor itu mendukung penguatan nilai tukar rupiah dan mestinya nilai tukar ini kami sedang upayakan agar turun di bawah Rp 16.000," ujar Perry.
Simak Video: Rupiah Keok Lawan Dolar AS, Airlangga: Tak Perlu Khawatir
(acd/kil)