Ahok Buka-bukaan biar Peserta BPJS Kesehatan Dapat Perawatan Rumah Sakit

Ahok Buka-bukaan biar Peserta BPJS Kesehatan Dapat Perawatan Rumah Sakit

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 17 Mei 2024 11:26 WIB
Mantan Komisaris Utama Pertamina yang juga Kader PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berbicara kepada audien dan pendukungnya dalam diskusi bertajuk Ahok is Back yang diselenggarakn di Jakarta, Kamis (8/2/2024).
Basuki Tjahaja Purnama - Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok buka-bukaan supaya semua peserta BPJS Kesehatan mendapat perawatan rumah sakit. Hal itu diungkap Ahok ketika mendapat pertanyaan bagaimana supaya warga dengan BPJS Kesehatan gratis mendapat pelayanan yang baik.

Ahok mulanya bercerita mengenai pengalamannya saat menjadi Bupati Belitung Timur. Kala itu, setiap orang yang berhak mendapatkan fasilitas kesehatan diberikan kartu Askeskin yang dikelola PT Askes. Namun, realita di lapangan ada masalah karena tidak semua orang di lapangan mendapatkan kartu tersebut.

"Lalu kami berpikir, saya membuat perjanjian dengan PT Askes semua penduduk bisa ditanggung, saya bayar 50% asal masuk kelas 3. Itu salah cara untuk membatasi," katanya dikutip dari Youtube Panggil Saya BTP, Jumat (17/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal yang sama dilakukan di Jakarta. Dia mengatakan, ketika ia DPR diputuskan BPJS Kesehatan kelas 3. Saat itu, ia yakin masyarakat menengah atas tak mau di kelas 3.

"Pembagiannya bagaimana tentu bisa ada yang kosong, yang bolong di situlah rumah sakit, RSUD termasuk kecamatan harus bisa mendata. Kalau memang masuk kelas 3 ya sudah kasih saja, kalau belum ada kartu, kita urus kartunya, itu dasar yang kita bikin," katanya.

ADVERTISEMENT

Namun, persoalan tak sampai di situ. Berdasarkan pengalaman di Belitung Timur, masyarakat yang ekonominya kurang baik menghadapi persoalan karena untuk ke rumah sakit butuh ongkos dan biaya untuk makan.

"Dengan pengalaman di Belitung Timur itu, ketika di Jakarta, saya mengubah Puskesmas kecamatan menjadi rumah sakit umum kecamatan, dengan pola seperti kita harapkan tidak ada orang-orang yang tercecer kalau sakit. Tidak ada orang yang tidak berani opname ketika dia sakit, karena di kecamatan masih begitu dekat," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, ia juga bicara agar warga yang sakit mudah mendapat tempat rawat inap. Diakuinya, kadang ada oknum rumah sakit yang bilang tidak ada kamar. Oleh karena itu, ia menerapkan digitalisasi agar semua orang bisa memantau ketersediaan kamar.

"Itu memang kadang-kadang ada oknum-oknum tertentu dia bilang nggak ada kamar. Lalu paham-paham terus dikasih kamar. Di situ kita mulai berlakukan di Tarakan kita mulai uji coba, di Duren Sawit, itu dengan digital jadi semua orang bisa lihat di HP, bisa di rumah sakit, ada berapa ranjang yang kosong," terangnya.

(acd/kil)

Hide Ads