Anggota DPR Soroti Isu Restrukturisasi Utang Kimia Farma Rp 8,7 T

Anggota DPR Soroti Isu Restrukturisasi Utang Kimia Farma Rp 8,7 T

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 08 Jul 2024 15:48 WIB
Munculnya pilihan vaksin COVID-19 berbayar menuai kontroversi di kalangan masyarakat. PT Kimia Farma TBK pun kemudian menunda pelaksanaan vaksinasi berbayar.
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Jakarta -

Komisi VI DPR RI menyoroti rencana restrukturisasi utang PT Kimia Farma Tbk. Anggota Komisi VI DPR RI Harris Turino, mengaku mendengar informasi itu.

Ia menyebut jumlah kredit Kimia Farma yang bakal direstrukturisasi Rp 8,7 triliun. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI disebut menjadi salah satu pemberi kredit kepada Kimia Farma.

"Kaitannya dengan restrukturisasi dengan BUMN lain, saya mendengar akan ada restrukturisasi utang Kimia Farma yang besarnya Rp 8,7 triliun dan kemungkinan yang paling banyak (memberikan kredit) adalah (BNI), krediturnya adalah bapak, ya, pak? BNI ya?" kata Harris dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harris mewanti-wanti Direktur Utama BNI Royke Tumilaar soal kabar tersebut. Menurutnya, jangan sampai restrukturisasi utang Kimia Farma menjadi pengalihan kerugian dari satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke perusahaan pelat merah lain.

"Nah, sikapnya BNI seperti apa? Apakah ini pengalihan kerugian dari satu BUMN ke BUMN lain?" bebernya.

ADVERTISEMENT

Ditemui usai rapat, Royke tidak menampik pernyataan yang dilontarkan Harris. Meskipun demikian, Royke membantah jika disebut pihaknya menjadi pemberi kredit terbesar ke Kimia Farma, menurutnya ada BUMN lain yang juga terlibat. Ada sekitar 19 pemberi kredit ke ke Kimia Farma.

"Ya, nggak semua BNI. Semua BUMN ada lah. Sama lah, kita sudah antisipasi Kimia Farma. Kita harus restrukturisasi, kita lihat, Kimia Farma bisnisnya kan juga masih ada yang jalan, bagus kan. Jadi restrukturisasi pasti akan jalan dengan Kimia Farma," sambungnya.

Kimia Farma rugi di halaman berikutnya.

Kimia Farma Rugi

Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, PT Kimia Farma Tbk mencatatkan kerugian Rp 1,82 triliun pada 2023. Direksi perusahaan pelat merah bidang farmasi ini pun membeberkan penyebabnya.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Lina Sari mengatakan kerugian 2023 disebabkan masalah operasional perusahaan. Dia juga bicara efisiensi menjadi 5 pabrik dari total 10 pabrik.

"Kalau kita bicara operasional terkait efisiensi pabrik tadi, di mana memang kapasitas terlalu besar sementara utilisasi rendah," kata Lina dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Kemudian, komposisi pada 2023 didominasi produk bermargin rendah. Untuk itu, pihaknya akan meningkatkan persediaan produk-produk yang bermargin tinggi.

Penyebab lainnya, lanjut Lina, adanya dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan perusahaan tersebut pada periode 2021-2022. Terkait hal tersebut, dia bilang belum dapat menjelaskan lebih detail karena masih dalam progress.

Meskipun demikian, Lina menyebut salah satu upaya perbaikan perusahaan adalah melakukan reorientasi bisnis dan restrukturisasi keuangan dalam rangka menjaga kinerja perseroan tumbuh positif dan berkelanjutan.

Rencana transformasi perseroan tersebut dilakukan untuk penguatan operasional dan peningkatan profitabilitas dilakukan bersama-sama dengan Project Management Office (PMO) Restrukturisasi Keuangan dan Reorientasi Bisnis yang dibentuk Kementerian BUMN.

Halaman 2 dari 2
(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads