Pembayaran digital seperti QR Indonesian Standard (QRIS) saat ini terus digunakan oleh masyarakat. Termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) mendorong pembayaran digital untuk UMKM binaan atau Jakarta Entrepreneur (Jakpreneur).
Berdasarkan data pada Sistem Jakarta Entrepreneur (Jakpreneur) hingga 16 Juli 2024, tercatat 40.210 atau sekitar 10,52 persen dari seluruh pelaku UMKM binaan di Jakarta telah memiliki dan menerapkan sistem pembayaran QRIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas PPKUKM Provinsi DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan, metode pembayaran atau transaksi pembelian dengan QRIS mampu meningkatkan efisiensi dan perluasan pemasaran, serta meningkatkan daya saing pelaku UMKM secara keseluruhan. Menurut Ratu, digitalisasi menjadi langkah positif bagi pelaku UMKM untuk berkembang dan bersaing di era digital saat ini.
"Ini menandakan bahwa pelaku UMKM Jakarta terus mengalami peningkatan dan pengembangan diri dalam mengadopsi teknologi dan meningkatkan kualitas produk UMKM," ungkap Ratu dalam siaran pers, dikutip Rabu (23/7/2024).
Dia menilai langkah digitalisasi ini memberikan manfaat signifikan bagi ekonomi Jakarta secara keseluruhan serta membuka peluang baru usaha dan menciptakan lapangan kerja. Termasuk meningkatkan kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan atau mengakses teknologi digital oleh masyarakat menjadi tantangan bagi Pemprov DKI Jakarta dalam menerapkan digitalisasi pada pelaku UMKM.
"Strategi lain yakni menerapkan sistem pembayaran yang berbasis digital melalui QRIS Jakarta Entrepreneur, hingga pada fasilitasi pemasaran berbasis digital seperti Jum'at Beli Lokal (JBL), e-Order dan platform digital lainnya," ujar dia
Dia mengakui pangsa pasar transaksi digital terutama pengunaan QRIS pada UMKM dan pedagang kecil di Jakarta sangat besar. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta mencatat, volume transaksi QRIS di Jakarta pada kuartal I 2024 sebesar 333,68 juta atau tumbuh 157% (yoy). Kondisi ini turut didukung momentum Ramadan dan Idul Fitri.
Praktisi dan juga Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC) menjelaskan hal ini juga didorong oleh semakin luasnya pelaku usaha menggunakan QRIS mencapai 5,28 juta atau tumbuh 16% (yoy). Akseptasi pengguna QRIS juga terus berlanjut. Tercatat, kuartal I 2024 pengguna QRIS mencapai 5,77 juta atau tumbuh 19% (yoy)
"Based data itu, kampanye transaksi digital on the track, Jakarta akan dan harus menjadi role model literasi digitalisasi transaksi di Indonesia," ujar Indra.
Dia juga menyakini kesiapan digital SDM Jakarta akan terus meningkat terutama aspek digital skills dan safety. Sejumlah faktor yang mendukung keyakinannya adalah adalah semua fasilitas, jaringan telekomunikasi, dan informasi serta stakeholder dan perusahaan penyedia jasa teknologi digital ada di Jakarta.
"Jadi saya yakin tidak berapa lama lagi seluruh transaksi UMKM dan yang lainnya Jakarta akan digital," ujarnya.
Contoh inovasi dilakukan perusahaannya dalam produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM adalah memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, dan insentif lainnya selama menjadi mitra. TDC sendiri memiliki tiga produk yakni M2PAY, MEbook dan Posku Lite.
Ketiganya masing-masing menyediakan metode pembayaran dan pemantauan transaksi, system informasi teritegrasi, dan kemudahan pencatatan toko dan bistro.
"Kami bermitra dengan komunitas Tamado Grop di Sumatera untuk menjangkau UMKM dengan kampanye UMKM Go Digital di Pematang Siantar dan Kabupaten Samosir. Dalam waktu dekat akan di Sabang (Aceh), Bali dan Bangka, dan tempat lain di Indonesia," ujarnya.