PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan akselerasi kinerja penghimpunan simpanan atau biasa disebut Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Triwulan II 2024, tercatat DPK BRI tumbuh 11,61% year on year (yoy) menjadi Rp 1.389,66 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan dana murah Giro dan Tabungan (CASA) tumbuh 7,66% yoy menjadi Rp 877,90 triliun.
"CASA masih mendominasi struktur DPK BRI, dimana porsinya mencapai 63,17% dari total DPK BRI," ujar Sunarso dalam keterangannya, Jumat (2/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Sunarso mengungkapkan pertumbuhan DPK BRI lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK industri perbankan nasional. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan DPK industri perbankan nasional tercatat 8,63% yoy pada akhir Mei 2024.
"Yang mendukung tentang pencapaian dana murah tersebut, terutama salah satunya kita memiliki implementasi konsep hybrid bank, digital dan konvensional melalui AgenBRILink dan super app BRImo," kata Sunarso.
Sunarso menilai kehadiran AgenBRILink turut menjadi solusi bagi nasabah mikro, yang merupakan sasaran utama bank. Per Juni 2024, BRI memiliki 993.677 AgenBRILink di 61 ribu desa atau mencakup 80% desa di Indonesia. Volume transaksi AgenBRILink pada periode Januari-Juni 2024 pun mencapai Rp 767 triliun, tumbuh 13,6% yoy.
BRI juga memiliki ekosistem super app BRImo sebagai salah satu strategi digital.
"Sampai Juni 2024, BRImo digunakan lebih dari 35,2 juta user dan mencatatkan 2,01 miliar transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp2.574 triliun," imbuh Sunarso.
Dengan pertumbuhan yang selektif dan prudent, BRI secara konsolidasian mencetak laba Rp29,90 triliun hingga akhir Triwulan II 2024. Sunarso mengungkapkan kinerja positif BRI Group tak terlepas dari pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh double digit.
(ncm/ega)