Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp 246,58 triliun hingga Oktober 2024. Realisasi itu setara 88,06% dari target penyaluran KUR 2024 sebesar Rp 280 triliun.
Berdasarkan data per 30 Juni 2024, sebanyak 49% debitur KUR merupakan perempuan.
"Jadi kalau kita lihat perempuan itu punya peran ganda. Sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai penggerak ekonomi keluarganya. Makanya tadi kita cek juga siapa penerimanya," ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Ferry Irawan, dalam paparannya di acara KUR Meets The Press, Rabu (13/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Ferry mengatakan penyaluran KUR tersebut diberikan kepada 4,27 debitur. Dari total debitur itu, Ferry menyebut ada 1,9 juta debitur baru.
Ferry juga memaparkan data lain terkait penyaluran KUR di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Dari data secara agregat, Ferry menyampaikan, sebanyak 1,3% penyaluran KUR ke daerah 3T dari 2020 hingga Agustus 2024.
Berdasarkan hasil overlay Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) terdapat sekitar 2,29 juta keluarga dengan tingkat kesejahteraan di 10 persentil terbawah (desil 1) yang mendapatkan program KUR. Sekitar 473.000 orang atau setara 21% di antaranya tersebar di wilayah timur Indonesia.
"Juga kita punya mapping penerima KUR ada dari wilayah mana saja. Sejauh ini memang masih terkonsentrasi banyak di Pulau Jawa, karena aktivitas yang lebih tinggi. Tapi kalau kita lihat, ini sebenarnya hampir menyebar ke seluruh Indonesia," papar Ferry.
Selain itu, Ferry juga menyampaikan beberapa program prioritas pemerintah di 2024-2029. Program-program tersebut yaitu ketahanan pangan, makanan bergizi gratis, perumahan (infrastruktur), pencapaian swasembada pangan, pencapaian swasembada energi, melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi berbasis SDA dan maritim, serta peningkatan efektivitas skema KUR penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Dalam konteks ketahanan pangan misalnya, secara historis sekitar 30% dari KUR yang kita salurkan itu mostly ke sektor pertanian. Atau juga tadi dalam konteks peningkatan produksi dan infrastruktur pangan, ini bisa gunakan juga fitur-fitur reguler yang ada di KUR mikro maupun KUR khusus untuk petani, peternak, nelayan maupun usaha produktif sektor pangan lainnya," ucap Ferry.
Tidak cuma itu, dalam konteks makanan bergizi gratis, Ferry bilang akan ada dukungan berupa pembiayaan bagi pelaku usaha produktif sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman melalui KUR mikro maupun KUR kecil.
"Jadi dengan skema reguler itu kita harapkan bisa bantu juga mendukung hal tersebut. Yang lain misalnya, tentu pada saat bicara makanan atau bahan makanan, itu pasti bicara mengenai petani, peternak, nelayan yang berperan sebagai penyedia bahan baku dari makan bergizi ini. Ini kita harapkan bisa juga didukung dengan berbagai skema yang ada di KUR khusus, KUR mikro maupun KUR kecil," tandas Ferry.
Lihat juga video: Alasan KUR Tidak Masuk Program Pemutihan Kredit UMKM