Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut bahwa hasil studi dari World Bank menyatakan bahwa kredit usaha rakyat (KUR) menjangkau banyak peminjam pemula. Kemudian, membantu mereka memasuki sektor keuangan formal.
Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Gede Edy Prasetya mengatakan bahwa KUR dapat menggantikan pinjaman komersil hingga pinjaman online (pinjol).
"Mudah-mudahan nanti juga kalau ini bisa dilakukan dengan baik, barangkali nanti yang namanya pinjol mudah-mudahan juga bisa kita bantu untuk bisa menyelesaikan permasalahannya," ujar Edy dalam diskusinya di KUR Meets The Press, Jakarta, Rabu (13/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy membeberkan, peraturan pedoman dan pengawasan yang lebih kuat diperlukan untuk memastikan inklusivitas dan perlindungan konsumen.
"KUR di masa COVID-19 juga sangat besar artinya. Data statistik menunjukkan bahwa rata-rata dari pencapaian KUR adalah 95%. Kecuali di tahun 2023 itu memang hanya sekitar 83-85%," papar Edy.
Ia melanjutkan, pada saat itu pihaknya sedang menyesuaikan dengan kebijakan yang berubah sangat cepat atau sangat signifikan. Edy mengungkapkan, di tahun ini pencapaian KUR bisa menuju angka 98%.
"Realisasi kita 98%. Atau sekitar di angka Rp 270 sampai Rp 280 triliun. Ini mudah-mudahan bisa dicapai," tandasnya.
Sebagai informasi, realisasi penyaluran KUR mencapai Rp 246,58 triliun hingga Oktober 2024. Angka realisasi ini baru mencapai 88,06% dari target penyaluran KUR 2024 sebesar Rp 280 triliun.
Lihat juga Video: Alasan KUR Tidak Masuk Program Pemutihan Kredit UMKM