Risiko perekonomian global semakin tinggi disertai meningkatnya ketegangan geopolitik dan fragmentasi perdagangan. Kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) akan menambah risiko besar bagi dunia seiring rencana kebijakan fiskal yang akan ditempuh.
Demikian kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Baca juga: BI Tahan Suku Bunga di 6% |
"Risiko perekonomian global semakin tinggi disertai dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan fragmentasi perdagangan. Perkembangan politik di AS diperkirakan akan diikuti dengan arah kebijakan fiskal lebih ekspansif dan strategi ekonomi berorientasi domestik, termasuk penerapan tarif perdagangan yang tinggi dan kebijakan imigrasi yang ketat," kata Perry.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perry menyebut perkembangan ini akan berdampak pada risiko melambatnya pertumbuhan di banyak negara, termasuk di China dan Eropa. Selain itu, adanya potensi kembali meningkatnya inflasi.
Dengan kondisi ini, pada akhirnya penurunan suku bunga acuan AS atau Fed Fund Rate diperkirakan akan lebih terbatas.
"Di AS, penurunan inflasi akan lebih lambat sehingga penurunan suku bunga Fed Fund Rate AS diperkirakan juga akan lebih terbatas," ucap Perry.
"Sementara itu, kebutuhan pembiayaan defisit fiskal oleh pemerintahan AS mendorong kembali meningkatnya Yield US treasury baik tenor jangka pendek maupun jangka panjang," tambah Perry.
Simak Video: Rapat Dewan Gubernur Menegaskan BI-Rate Stabil di 6,00%