Mega Syariah Kucurkan Rp 170 M ke INKA buat Pengadaan Trainset KRL

Mega Syariah Kucurkan Rp 170 M ke INKA buat Pengadaan Trainset KRL

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 21 Des 2024 20:49 WIB
Petugas menyusun uang di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Jumat (17/6/2016). Bank BUMN tersebut menyiapkan lebih dari 16.200 Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk melayani kebutuhan uang tunai saat lebaran. BNI memastikan memenuhi seluruh kebutuhan uang tunai yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 62 triliun atau naik 8% dari realisasi tahun sebelumnya. (Foto: Rachman Harryanto/detikcom)
Ilustrasi.Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Mega Syariah memberikan fasilitas pembiayaan sebesar Rp 170 miliar kepada PT Industri Kereta Api Persero (INKA). Fasilitas tersebut akan dipergunakan oleh INKA untuk pengadaan pekerjaan trainset Kereta Rel Listrik (KRL).

Direktur Bisnis Bank Mega Syariah, Rasmoro Pramono Aji mengatakan, Bank Mega Syariah berkomitmen untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan transportasi nasional melalui penyediaan fasilitas pembiayaan syariah.

Pria yang akrab disapa Oney ini berharap, kontribusi tersebut dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, terutama dalam mendukung mobilitas yang lebih efisien dan berkelanjutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembiayaan ini juga sejalan dengan fokus Bank Mega Syariah untuk memperkuat portofolio pembiayaan produktif yang memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional. Kami berharap kontribusi ini dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, terutama dalam mendukung mobilitas yang lebih efisien dan berkelanjutan," ujar Oney, dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/12/2024).

Lebih lanjut Oney melaporkan, hingga November 2024 pembiayaan komersial Bank Mega Syariah meningkat 9,6% year to date (Ytd). Secara keseluruhan, pembiayaan komersial berkontribusi lebih dari 56% dari total pembiayaan Bank Mega Syariah.

ADVERTISEMENT

Pertumbuhan pembiayaan komersial ditopang oleh pembiayaan di segmen korporasi dan business banking yang juga mencatatkan kinerja positif. Pembiayaan korporasi tumbuh 9% Ytd pada November 2024. Sementara pembiayaan business banking tercatat tumbuh 11,3 % Ytd.

Di sisi lain, Bank Mega Syariah juga berhasil menjaga kualitas pembiayaannya dengan rasio non-performing financing (NPF) gross per Oktober 2024 sebesar 0,92 %, membaik jika dibandingkan posisi Oktober 2023 yang mencapai 0,95%.

"Kami akan terus fokus pada pembiayaan sektor-sektor strategis untuk menjaga pertumbuhan pembiayaan yang sehat dan produktif," pungkasnya.

Sebagai informasi, KAI melalui PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sudah menjalin kontrak pengadaan KRL dengan INKA, untuk sebanyak 16 KRL baru dengan total investasi sebesar Rp 3,83 triliun. Selain itu, ada juga kesepakatan retrofit atau peremajaan 19 rangkaian KRL oleh INKA dengan total investasi lebih dari Rp 2,23 triliun.

Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan pihaknya telah melakukan kerjasama pengadaan sarana KRL per 2023 dan 2024 dengan total pengadaan sebanyak 38 rangkaian (trainset) KRL. Lebih dari 92% atau sebanyak 35 trainset dari total pengadaan sarana KRL tersebut dipenuhi dari dalam negeri.

Anne menjelaskan pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan PT INKA dengan komitmen transaksi sebesar Rp 6,06 triliun untuk pengadaan tambahan 35 rangkaian kereta produksi dalam negeri. Dalam proses pengadaan tersebut KAI Commuter melakukan kerjasama pengadaan sarana KRL baru dan pengadaan Sarana KRL Retrofit.

"Kerjasama pengadaan sarana KRL ini, terutama dengan PT INKA (Persero), juga merupakan komitmen KAI Commuter dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri serta substitusi impor melalui Program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN)," beber Anne dalam keterangannya, Kamis (8/2/2024).

Secara keseluruhan, KCI pengadaan 38 rangkaian KRL tambahan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas 950 ribu pengguna di Jabodetabek. Anne menekankan pihaknya cuma melakukan impor kereta baru sebanyak 3 rangkaian KRL baru dari China dengan total investasi yang tak sampai Rp 1 triliun, tepatnya cuma sekitar Rp 783 miliar.

(hns/hns)

Hide Ads