Skor kredit atau credit scoring menjadi satu hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat. Sebab, catatan utang yang buruk bisa mendatangkan kendala bagi seseorang untuk berbagai hal, termasuk dalam mencari pekerjaan.
Direktur Komersial IdScore Wahyu Trenggono mengatakan, setiap individu perlu untuk menjaga rekam jejak dari kreditnya atau angka skor kredit (credit scoring). Pengecekan juga perlu dilakukan agar individu lebih mudah dalam mengaturnya.
"Credit scoring. Harus kita jaga, karena dampaknya sangat luas. Nanti tak bisa dapat kerja, susah cari kerja, cari jodoh juga susah kalau nilai jelek," ujar Wahyu dalam media gathering di Mason Pine Hotel, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (22/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wahyu, ketika seorang mulai memasuki usia produktif, misalnya sebagai para lulusan baru yang memasuki dunia kerja, penting untuk menjaga kualitas penilaian kredit. Sebab, dukungan pendanaan akan lebih mudah diperoleh jika skor kredit memiliki nilai yang bagus.
Ia menjelaskan, kerap ditemukan para individu yang baru pertama kali memasuki dunia pekerjaan kemudian berkeinginan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan membeli sejumlah aset, mulai dari mobil hingga rumah. Kebanyakan dari mereka memilih untuk menggunakan fasilitas kredit bank dengan mencicil.
Namun yang perlu diingat, perbankan juga memiliki pertimbangan untuk menyalurkan kredit kepada nasabah. Beberapa faktor pertimbangan tersebut di antaranya melihat karakter calon debitur, kemampuan bayar, modal, jaminan, hingga kondisi debitur.
Wahyu menilai, pertimbangan utama yang dilihat perbankan untuk menyalurkan kreditdengan melihat karakter calon debitur melaluikebiasaan dalam membayar utang. Berikutnya, melihat kapasitas dan kemampuan membayar.
"Yang jadi masalah, banyak orang yang mampu bayar utang tapi nggak mau bayar utang. Kadang-kadang orang yang punya kapasitas tapi nggak mau bayar, dan begitu lembaga keuangan pindar, multifinance, dan sebagainya ketemu orang dengan karakter itu tak akan memberi pinjaman," jelasnya.
Wahyu juga mengingatkan agar masyarakat tetap mengecek, meskipun tidak pernah meminjam di lembaga jasa keuangan manapun. Sebab, kejahatan keuangan bisa saja dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Banyak pindar online, bank digital, ada saja yang menggunakan itu sebagai potensial fraud, misalnya, nggak pernah mengajukan pinjaman tapi ada pinjaman di bank A atas nama KTP, KTP gampang dibobol. Tahu-tahu orang mengajukan pinjaman atas nama kita. Langsung skor jadi kuning atau bahkan merah. Datang dan menghubungi jasa keuangan untuk memperbaiki skor kredit," kata Wahyu.
(shc/ara)