BI Catat Uang Beredar di RI Capai Rp 9.210,8 T

BI Catat Uang Beredar di RI Capai Rp 9.210,8 T

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 23 Jan 2025 13:54 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2024 tercatat sebesar Rp 9.210,8 triliun atau tumbuh sebesar 4,4% (yoy). Jumlah tersebut melambat setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,5% (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 5,8% (yoy) dan uang kuasi sebesar 0,3% (yoy).

"Perkembangan M2 pada Desember 2024terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus)," kata Ramdan dalam keterangan tertulis, Kamis (23/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Ramdan menambahkan, penyaluran kredit pada Desember 2024 tumbuh sebesar 9,1% (yoy). Angka ini juga mengalami perlambatan setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 10,1% (yoy).

Adapun kredit yang diberikan hanya dalam bentuk Pinjaman (Loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (Debt Securities), tagihan akseptasi (Banker's Acceptances), dan Tagihan Repo.

ADVERTISEMENT

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor Bank Umum yang berkedudukan di Luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada Pemerintah Pusat dan bukan Penduduk.

Lebih lanjut untuk tagihan bersih kepada Pempus, kondisinya terkontraksi sebesar 17,4% (yoy) setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 1,1% (yoy). Lalu aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 0,8% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 1,0% (yoy).




(shc/ara)

Hide Ads