Waspada Kebijakan Trump, Bank Sentral AS Tahan Suku Bunga

Waspada Kebijakan Trump, Bank Sentral AS Tahan Suku Bunga

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 30 Jan 2025 07:59 WIB
Jerome Powell, chairman of the US Federal Reserve, speaks during a news conference following a Federal Open Market Committee (FOMC) meeting in Washington, DC, US, on Wednesday, Feb. 1, 2023. The Federal Reserve slowed its drive to rein in inflation and said further interest-rate hikes are in store as officials debate when to end their most aggressive tightening of credit in four decades.Photographer: Al Drago/Bloomberg via Getty Images
Foto: Al Drago/Getty Images
Jakarta -

Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) masih teguh menahan suku bunga acuannya di level 4,25-4,5%. Chairman Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pihaknya tidak akan terburu-buru untuk memangkas suku bunga lagi sampai data inflasi dan pekerjaan menunjukkan perbaikan signifikan.

Penurunan suku bunga The Fed secara ekstrim sudah dinanti banyak pihak sejak tahun 2024. Namun, The Fed masih tak mau terburu-buru memangkas suku bunga. Seperti diketahui suku bunga tinggi bisa berdampak pada larinya modal dari negara berkembang, termasuk Indonesia, ke Amerika. Hal ini bisa membuat nilai tukar Dolar yang terus menguat.

Dilansir dari Reuters, Kamis (30/1/2025), kebijakan The Fed berada dalam pola bertahan pada saat lanskap ekonomi AS tampak stabil dengan sedikit ketidakpastian dalam beberapa waktu ke belakang. Serangkaian data fundamental ekonomi makro cukup dirasa sehat dan tidak banyak berubah dalam beberapa bulan terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang jadi kekhawatiran saat ini adalah keputusan mendatang dari pemerintahan Presiden Donald Trump yang baru saja dilantik. Mulai dari kebijakan imigrasi, perang tarif, kebijakan pajak, dan beberapa kebijakan ekstrim lainnya dinilai dapat menganggu kondisi ekonomi.

Jerome Powell mengatakan pejabat Fed masih akan menunggu untuk melihat kebijakan apa yang diberlakukan Trump sebelum menilai dampaknya terhadap inflasi, pekerjaan, dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Kemungkinan The Fed tidak akan buru-buru memangkas suku bunga lebih lanjut sampai data menunjukkan penurunan inflasi yang baru.

ADVERTISEMENT

Setelah The Fed menurunkan suku bunga tiga kali pada tahun 2024 lalu, inflasi sebagian besar bergerak menyamping dalam beberapa bulan terakhir, tetapi tetap tinggi.

"Saya pikir sikap kebijakan kami sangat terkalibrasi dengan baik. Tingkat pengangguran secara umum stabil selama enam bulan. Beberapa pembacaan inflasi terakhir menunjukkan hasil yang lebih positif," sebut Powell.

Dalam komentar di platform media sosial Truth Social, Trump tidak secara langsung menyerukan pemotongan suku bunga, seperti yang dikatakan sebelumnya. Namun, Trump sempat mengaitkan inflasi yang melonjak pada tahun 2021 setelah pandemi COVID-19 dengan Fed yang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menaikkan suku bunga.

Trump resmi jadi orang nomor satu di AS lagi sejak seminggu lalu. Kedatangannya di Gedung Putih untuk kedua kalinya membawa janji tarif impor, tindakan keras imigrasi, pemotongan pajak, dan regulasi yang lebih longgar.

Simak juga Video: Pemangkasan Suku Bunga The Feds Jelang Akhir Tahun

[Gambas:Video 20detik]



(hal/rir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads