Perawatan 'Jantung' Ekonomi RI Telan Rp 600 Triliun

Perawatan 'Jantung' Ekonomi RI Telan Rp 600 Triliun

- detikFinance
Rabu, 09 Mei 2007 16:16 WIB
Jakarta - Perbankan ibarat jantung perekonomian. Jika jantung itu sakit, duit untuk perawatannya pun tak murah. Seperti yang terjadi saat krisis ekonomi yang membuat 'jantung' perekonomian Indonesia anfal dan membutuhkan biaya perawatan hingga Rp 600 triliun."Negara Asia telah membayar mahal akibat sakit jantung. Indonesia membayar agar jangan kita kolaps karena sakit jantung Rp 600 triliun. Kita sudah sama-sama tahu soal itu," ujar Wapres Jusuf Kalla.Ia menyampaikan hal itu dalam acara 'The 2007 Asia Pacific Conference and Exhibition on Banking Excellenge di Jakarta Convention Center, Rabu (9/5/2007).Wapres sambil guyon sempat mengira kalangan perbankan sudah capek mengundangnya berbicara."Saya pikir perbankan capek untuk mengundang saya berbicara, tetapi pembicaraan kita selama ini dianggap sebagai vitamin, tidak ada orang yang bisa hidup sehat tanpa vitamin," ujarnya.Sebagai manusia, lanjut Kalla, sudah sewajarnya jika jantung diselamatkan "Kita boleh sakit hati, sakit kepala boleh, kalau gatal tinggal digaruk, kalau sakit jantung bagaimana?" ujarnya.Ia menjelaskan, pada saat krisis, Indonesia seperti kehilangan harga diri. Foto Direktur Pelaksana IMF Michael Camdessu di samping presiden Soeharto saat penandatanganan LoI tahun 1998 silam sangat jelas menggambarkannya. "Banyak yang beranggapan itu menurunkan harga diri kita. Itu dilakukan presiden untuk menyelamatkan ekonomi bangsa khususnya bank. Alangkah mahalnya," ujar Kalla yang saat itu mengenakan kemeja favoritnya, kemeja berlengan panjang warna biru muda.Lebih lanjut Kalla menyatakan apresiasinya atas kesediaan perbankan untuk membiayai proyek infrastruktur yang kini merupakan proyek prioritas pemerintah. Kalla juga berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah menurunkan BI Rate-nya."Bulan depan turun lagi Bu Miranda," tanyanya sambil tertawa kepada Deputi Gubernur Senior BI Miranda S Goeltom. (ddn/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads