Soal Keamanan Dana Nasabah Himbara di Danantara, Bos LPS: Saya Jamin!

Soal Keamanan Dana Nasabah Himbara di Danantara, Bos LPS: Saya Jamin!

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 24 Feb 2025 14:00 WIB
LPS memenangkan gugatan di Pengadilan Mauritius terkait Mandatory Convertible Bond yang dimiliki salah satu penggugat yang sebelumnya diterbitkan Bank Century. Hal itu disampaikan dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengimbau masyarakat untuk tidak ikut-ikutan seruan tarik dana secara massal di himpunan bank milik negara (Himbara) atau Bank BUMN seiring diluncurkannya Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara alias Danantara.

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan seluruh dana yang tersimpan di bank-bank pelat merah ini sudah dijamin dan dilindungi pihaknya. Sehingga peluncuran Danantara ini tidak akan mempengaruhi simpan masyarakat.

Seperti diketahui Danantara akan menaungi setidaknya tujuh BUMN jumbo, yang tiga di antaranya merupakan himpunan bank milik negara (Himbara) yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang-orang nggak usah narik dana dari perbankan, kenapa? Pertama aman, yang kedua dijamin saya, LPS. Saya (LPS) cukup kaya menjamin dana mereka," kata Purbaya saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2025).

Selain itu, menurutnya Presiden Prabowo Subianto sudah menyatakan bahwa pengelolaan Danantara bisa diaudit alias dipantau oleh siapa saja. Sehingga seluruh pengelolaan dana yang dilakukan badan ini akan dilakukan secara profesional dan transparan.

ADVERTISEMENT

"Nggak usah (ikutan tarik dana), karena (Danantara) sekarang diaudit oleh siapa saja katanya. Artinya transparansi akan tetap didorong," ucapnya.

"Jadi biasa saja, business as usual, karena ini akan dikelola profesional dan transparan dari pidato (Prabowo) tadi ya. Sebelumnya kan simpang siur," sambung Purbaya.

Ia sendiri belum mengetahui secara pasti siapa saja yang nantinya bisa melakukan audit atau ikut mengawasi pengelolaan aset Danantara ini. Namun yang pasti keterbukaan ini dapat menjadi salah satu faktor penjamin dana milik masyarakat di bank BUMN tidak akan hilang.

"Berarti orang yang mempertanyakan (ikut audit) bisa ya mungkin swasta, atau apa, BPK bisa masuk. Artinya (Danantara) tidak imun, kalau salah ya salah saja," terangnya.

Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan Danantara hari ini. Badan baru ini digadang-gadang menjadi salah satu pengelola investasi negara terbesar di dunia dari kelolaan dividen hingga aset BUMN.

Pada tahap awal, Danantara akan menaungi setidaknya tujuh BUMN jumbo yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan holding BUMN pertambangan MIND ID.

"Pembentukan Danantara Indonesia menandai era baru bagi BUMN yang kita pandang bukan hanya sebagai entitas bisnis, tapi sebagai aset nasional yang akan menjadi agen pembangunan dan pertumbuhan, fundamental bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat," kata Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan.

Prabowo menyebut, Danantara akan memiliki modal kelolaan mencapai US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.715 triliun (kurs Rp 16.350). Hal itu membuat Danantara disebut menjadi badan pengelola investasi terbesar di dunia.

"Hari ini seluruh rakyat Indonesia patut berbangga karena dengan total aset lebih dari US$ 900 miliar, Danantara Indonesia akan menjadi salah satu dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund terbesar di dunia," ucap Prabowo.

(eds/eds)

Hide Ads