Sebagai bank BUMN, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan komitmen dalam menciptakan nilai tambah kepada seluruh stakeholder. Salah satunya melalui pembagian dividen bagi para pemegang saham.
Direktur Utama BRI Sunarso menyebut BRI mampu membagikan dividen jumbo bahkan hingga beberapa tahun ke depan. Menurutnya perseroan memiliki permodalan kuat, sehingga tidak perlu menahan laba dan digunakan untuk pembagian dividen kepada pemegang saham.
"Kalau kita sampaikan bahwa secara prudent kita hanya butuh CAR 17,5% saja, dan kemudian setiap tahun kita hanya butuh mengkonsumsi CAR 2%. Sebenarnya sampai lima tahun ke depan, berulang-ulang saya katakan, sampai lima tahun ke depan BRI itu tidak perlu menambah modal," ujar Sunarso saat Paparan Kinerja Keuangan 2024 BRI secara virtual beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BRI Bagikan Dividen Rp 51,73 T |
Diketahui emiten berkode saham BBRI ini akan mengadakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) kemarin. Salah satu agenda yang akan dibahas dalam rapat tersebut adalah penetapan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2024. Mata acara ini akan membahas besaran laba yang akan dibagikan sebagai dividen dan yang akan ditahan manajemen.
Sebelumnya pada Januari 2025, BRI telah membagikan dividen interim dengan nilai fantastis yakni Rp 135 per saham atau sebesar Rp 20,33 Triliun. Sebagian besar dividen ini akan masuk ke kas negara, mengingat pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas. Selain itu, pemegang saham publik juga akan merasakan keuntungan besar dari pembagian dividen ini.
Dalam struktur kepemilikan saham BRI, negara memegang 53,19% saham atau setara dengan 80,61 miliar lembar saham. Sementara itu, publik menguasai 46,81% atau sekitar 70,95 miliar lembar saham. Dari total dividen interim senilai Rp 20,33 triliun, negara memperoleh Rp 10,88 triliun, sedangkan pemegang saham publik menerima Rp9,45 triliun.
BRI Jadi BUMN dengan Setoran Dividen Terbesar ke Negara
Selama beberapa tahun terakhir, BRI menegaskan posisinya sebagai salah satu kontributor dividen terbesar di antara perusahaan BUMN lainnya. Menurut laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), sepanjang periode 2014-2023 BBRI tercatat sebagai emiten dengan setoran dividen terbesar, yakni mencapai Rp 90,79 triliun.
Kontribusi dividen BRI ke kas negara dalam periode tersebut berkisar antara Rp 3,6 triliun hingga Rp 23,23 triliun per tahun. Jika dirinci, berikut adalah setoran dividen BRI ke kas negara sejak 2014:
● 2014: Rp 3,60 triliun
● 2015: Rp 4,13 triliun
● 2016: Rp 4,36 triliun
● 2017: Rp 6,00 triliun
● 2018: Rp 7,47 triliun
● 2019: Rp 9,52 triliun
● 2020: Rp 11,77 triliun
● 2021: Rp 6,92 triliun
● 2022: Rp 14,04 triliun
● 2023: Rp 23,23 triliun
Sunarso menekankan bahwa sebagai BUMN, BRI memiliki tanggung jawab untuk menyetorkan dividen kepada negara. Ia menjelaskan laba yang diperoleh perseroan tidak hanya menjadi bagian dari hak pemegang saham, tetapi juga berkontribusi penting dalam mendukung keberlanjutan pembangunan nasional.
"Melalui pembayaran dividen, mayoritas laba BRI kembali ke negara dan dimanfaatkan untuk berbagai program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ini adalah bentuk nyata dari kontribusi kami terhadap negara," jelas Sunarso.
Keberhasilan bank yang berfokus pada usaha wong cilik ini sebagai salah satu penyumbang utama bagi pendapatan negara dari sektor perbankan mencerminkan solidnya performa bisnis BRI di tengah tantangan ekonomi global. BRI terbukti mampu mempertahankan kinerja keuangannya, yang didukung oleh modal yang kuat dan likuiditas memadai. Sebagaimana ditunjukkan oleh rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengelolaan likuiditas internal yang baik. Hal ini ditunjukkan dari CAR BRI per September 2024 yang mencapai sebesar 26,76% dan Loan Deposit Ratio (LDR) Bank yang terjaga di level 89,18%.
Dividen Jumbo Jadi Daya Tarik bagi Investor
Bagi pemegang saham publik, dividen besar yang dibagikan BRI tentu menjadi angin segar. Dalam dunia investasi, perusahaan yang konsisten membagikan dividen dalam jumlah besar seringkali dipandang lebih menarik karena memberikan imbal hasil nyata di luar potensi kenaikan harga saham.
Investor cenderung mencari saham-saham yang tidak hanya menjanjikan pertumbuhan nilai kapital, tetapi juga memberikan pendapatan rutin dalam bentuk dividen. Dengan daya tarik dividen jumbo ini, BRI semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu saham blue chip yang layak dikoleksi.
Investor yang mengincar saham dengan prospek jangka panjang dan imbal hasil menarik tentu akan mempertimbangkan BRI sebagai salah satu pilihan utama di portofolio mereka. Hal ini seperti diakui oleh sejumlah netizen.
"BBRI menarik banget buat gua. Kalau lu nyari yang stabil buat jangka panjang, BBRI mungkin jawabannya. Ini salah satu (saham) yang paling solid, dan jangan lupa dividennya juga lumayan di angka 6-9% an. Yang penting harus sabar aja," tulis pemilik akun TikTok @investbarengoei.
Pernyataan serupa juga disampaikan netizen lainnya dengan nama akun @KurniaKwik. Menurutnya saham BBRI menarik untuk dikoleksi, dengan dividen yang menjadi daya tarik utama bagi investor.
"Bank ini dikenal konsisten dalam membagikan dividen dengan payout ratio 80-85%. Dividend yield-nya pun tergolong tinggi di kisaran 7-8%," tuturnya.
(ega/ega)