Pertumbuhan Ekonomi RI Cuma 4,87%, BI: Masih Tinggi Bagi Investor

Pertumbuhan Ekonomi RI Cuma 4,87%, BI: Masih Tinggi Bagi Investor

Heri Purnomo - detikFinance
Rabu, 07 Mei 2025 12:48 WIB
Bank Indonesia
Bank Indonesia - Foto: detikcom/Heri Purnomo
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 yang berada pada angka 4,87% masih berada di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 4,92%.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, meski pertempuran ekonomi masih berada di bawah ekspektasi, pelaku pasar menilai bahwa pertumbuhan ini masih terbilang cukup tinggi di tengah tekanan global.

"Meskipun rilis kemarin Q 1 kelihatannya di bawah konsensus pelaku pasar, di mana konsensus pelaku pasar kita ada di 4.92%, kejadiannya di 4.87%. Tapi 4.87% still high enough ya bagi investor," katanya dalam acara Efektivitas Kebijakan Moneter Pro-market untuk Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah di Kantor BI, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwin menjelaskan, kepercayaan pelaku pasar terhadap Indonesia tersebut juga didasari kembali nilai tukar rupiah yang membaik. Serta indeks harga saham gabungan (IHSG) yang berhasil rebound ke level hampir 6.900 setelah sempat turun di bawah 6.000 pada awal April.

Dengan kondisi tersebut, ia mengatakan, BI akan tetap menjaga likuiditas dan sentimen pasar, khususnya menjelang puncak repatriasi dividen dan pembayaran utang luar negeri pada bulan Mei dan Juni.

ADVERTISEMENT

"Sehingga kami memastikan bahwa liquidity cukup untuk memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan investor yang memang melakukan repatriasi dividend, dan juga korporasi-korporasi yang melakukan pembayaran utang luar negeri," katanya.

Ia menambahkan, saat ini pun pasar Surat Berharga Negara (SBN) mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal ini tercermin dari hasil lelang terakhir, di mana komposisi investor asing yang memenangkan SBN terbilang cukup signifikan.

"Jadi ini tanda-tanda yang benar-benar menurut hemat kami, kepercayaan investor sudah mulai kembali, dengan kita bagaimana upaya kita melakukan menjaga agar supply instrument tetap ada, dengan stabilitas dalam konteks nilai tukar dan kecukupan rupiah tersebut tetap berada di pasar," katanya.

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads