The Fed Ogah Pangkas Bunga Gara-gara Kebijakan Trump

The Fed Ogah Pangkas Bunga Gara-gara Kebijakan Trump

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 02 Jul 2025 08:15 WIB
Jerome Powell, chairman of the US Federal Reserve, speaks during a news conference following a Federal Open Market Committee (FOMC) meeting in Washington, DC, US, on Wednesday, Feb. 1, 2023. The Federal Reserve slowed its drive to rein in inflation and said further interest-rate hikes are in store as officials debate when to end their most aggressive tightening of credit in four decades.Photographer: Al Drago/Bloomberg via Getty Images
Ketua Federal Reserve atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell/Foto: Al Drago/Getty Images
Jakarta -

Bos The Fed Ungkap Suku Bunga Bisa Turun Andai Trump Tak Umumkan Tarif Impor

Ketua Federal Reserve atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell, menyebut bahwa The Fed sebenarnya bisa mulai melonggarkan suku bunga. Namun, hal itu dapat terwujud andai saja Presiden AS Donald Trump tidak mengumumkan tarif impor.

Dikutip dari CNBC, Rabu (2/7/2025), besarnya tarif yang direncanakan membuat The Fed memilih menahan diri. Menurut Powell, akibat tarif tersebut semua proyeksi inflasi di AS langsung naik secara signifikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Powell ini muncul kala The Fed tetap menahan suku bunga meski mendapat tekanan politik dari Gedung Putih. Bulan lalu, The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%-4,5% atau tidak berubah sejak Desember.

Saat dikonfirmasi apakah penurunan suku bunga dapat terjadi di bulan Juli, Powell tak menjawab dan menyebut hal itu tergantung perkembangan data yang terjadi. Tapi berdasarkan alat prediksi CME FedWatch, para pelaku pasar memperkirakan kemungkinan lebih dari 76% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga.

ADVERTISEMENT

Keputusan The Fed yang terus menahan suku bunga membuat Trump dan timnya kesal. Trump bahkan secara terbuka mengecam Powell karena tidak segera menurunkan biaya pinjaman.

Minggu lalu, Trump menyebut Powell tidak kompeten dan menyebutnya sebagai orang dengan kemampuan mental rata-rata. Sebagai informasi, masa jabatan Powell sebagai ketua berakhir di 2026 namun masih bisa bertugas sebagai gubernur sampai tahun 2028.

Kebijakan tarif Trump yang sering berubah yang terkadang diumumkan lalu ditunda membuat pasar global dan pembuat kebijakan moneter jadi serba waspada. Awal April lalu, Trump mengumumkan rencana tarif tinggi untuk barang impor.

Tapi beberapa minggu kemudian, ia menunda sebagian besar tarif itu, terutama setelah pasar saham AS anjlok. Sekarang, pasar saham AS bahkan sudah pulih dan mencetak rekor baru, dengan indeks S&P 500 menyentuh level tertinggi sejak Februari.

Tonton juga "IHSG Stagnan Menunggu Kabar The Fed" di sini:

(rir/rir)

Hide Ads