OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Stabil

OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Stabil

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 08 Jul 2025 10:15 WIB
Ilustrasi Gedung Djuanda I dan Gedung Soemitro Djojohadikusumo
Gedung OJK - Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) menyampaikan sektor jasa keuangan Indonesia tetap dalam kondisi stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global yang kian memanas. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan saat ini kondisi tensi geopolitik kembali meningkat, terutama di kawasan Timur Tengah seiring Israel-Iran disusul serangan AS ke fasilitas nuklir di Iran.

"Dari Rapat Dewan Komisioner secara bulanan yang dilakukan pada tanggal 25 Juni 2025 yang lalu, yang memilih tema sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah ketidakpastian geopolitik global," kata Mahendra dalam acara konferensi pers yang disiarkan secara daring, Selasa (8/7/2025).

Mahendra menilai lembaga-lembaga internasional pun kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2025 dan 2026. Dalam laporan terbaru, Bank Dunia dan OECD menilai bahwa ketidakpastian perkembangan geopolitik masih membayangi prospek pemulihan ekonomi ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketidakpastian perdagangan antara utamanya Amerika Serikat dan Tiongkok sedikit menurun setelah tercapainya kerangka kesepakatan dagang antara kedua negara. Walaupun tentu saja kita melihat perkembangan pada hari ini, keputusan dari Amerika Serikat berkaitan dengan tingkat tarif kepada sejumlah negara-negara lain, termasuk Indonesia," terang dia.

Mahendra menerangkan tekanan terhadap pasar keuangan dan harga minyak mereda setelah gencatan senjata Israel dan Iran diberlakukan. Di tengah perkembangan itu, indikator ekonomi global menunjukkan tren moderasi dan sebagian besar di bawah ekspektasi perkiraan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Hal ini, lanjut Mahendra, mendorong kebijakan fiskal dan moneter global yang lebih akomodatif. Di Amerika Serikat, meski outlook pertumbuhan ekonomi diturunkan, Bank Sentral AS The Fed, masih belum menurunkan suku bunga dan mempertahankannya untuk suku bunga acuan di kisaran 4,25 sampai 4,5%.

Di sisi lain, perekonomian domestik masih menunjukkan resiliensi di tengah tekanan global. Hal ini dapat dilihat dari laju inflasi terus menurun dengan inflasi inti tercatat termoderasi di level 2,37%.

"OJK mencermati dan melakukan asesmen berkala terhadap perkembangan kondisi geopolitik global yang berpotensi meningkatkan volatilitas pasar keuangan dan tentunya kinerja debitur sektor riil yang memiliki exposure terhadap risiko terkait," tambah Mahendra.

Mahendra pun meminta lembaga jasa keuangan untuk terus melakukan asesmen atas perkembangan terkini dan melakukan asesmen lanjutan. Dengan begitu, diharapkan mampu mengambil langkah antisipatif untuk memitigasi potensi peningkatan risiko.

Tonton juga "OJK Ajak Media Massa Jadi Duta Literasi Keuangan Indonesia" di sini:

(rea/kil)

Hide Ads