Pemerintah terus memutakhirkan data penerima bantuan sosial (bansos) demi memastikan hanya yang benar-benar berhak yang menerima bantuan. Kini, Kementerian Sosial mulai menggandeng Bank Indonesia (BI) untuk mengecek langsung saldo rekening penerima bansos sebagai langkah deteksi dini penyimpangan.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan kerja sama dengan BI dilakukan untuk menelusuri rekening-rekening yang terindikasi memiliki saldo mencurigakan. Setiap anomali akan menjadi perhatian khusus dan langsung ditindaklanjuti.
"Kita akan meluncur ke BI, untuk minta bantuan BI memeriksa rekening-rekening penerima bansos kita. Jika ada saldo yang anomali, misalnya penerima bansos saldonya gede banget, Rp 5 juta, itu kan anomali. Nah ini kita akan periksa lebih lanjut," ujar Gus Ipul-sapaan akrabnya-di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, ditulis Rabu (30/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya soal saldo besar, pihaknya juga menyoroti dana bansos yang dibiarkan mengendap terlalu lama di rekening. Menurut Gus Ipul, dana bansos memiliki tujuan yang jelas, yakni langsung digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.
"Karena bansos ini semua jelas peruntukannya. Jadi tidak mungkin ini bisa disimpan lebih dari 3 bulan. Kalau sampai 3 bulan ini ada keanehan yang perlu kita telusuri lebih lanjut," tegasnya.
Jika hasil pengecekan menunjukkan bahwa penerima manfaat sebenarnya tidak lagi layak mendapat bantuan, maka bansos akan dihentikan. Dana bantuan akan dialihkan ke masyarakat lain yang lebih membutuhkan.
"Dan kalau memang nanti terbukti anomali dan tidak layak menerima bansos, akan kita alihkan lagi kepada mereka yang lebih berhak," pungkas Gus Ipul.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat ketepatan sasaran bansos sekaligus menekan potensi penyalahgunaan dana negara.
Tonton juga video "Kemensos Salurkan 1,6 Juta Bansos yang Tersendat di Triwulan Kedua" di sini:
(hal/rrd)