Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunga acuan di level 4,25-4,5%. Keputusan ini diambil pada Rabu, (30/7) waktu setempat.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell menjelaskan penahanan suku bunga ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi AS, bukan menurunkan pinjaman pemerintah atau sektor perumahan.
Ke depan, pihaknya juga mencermati bagaimana pengaruh dari kebijakan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump, terutama dampaknya pada inflasi, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Ia pun belum memberi sinyal apakah akan ada penurunan suku bunga ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus menganggap ini masih terlalu dini. Ada cukup banyak data yang akan masuk sebelum pertemuan berikutnya. Akankah data tersebut menentukan? Sangat sulit untuk mengatakannya,"kata dia dikutip dari Reuters, Kamis (31/7/2025).
Voting Terbelah
Menariknya dalam pengambilan keputusan suku bunga acuan ini, ternyata sempat terdapat penolakan dari dua pejabat The Fed yakni Michelle Bowman dan Christopher Waller. Keduanya meminta agar suku bunga dapat diturunkan karena inflasi dinilai telah terkendali.
Untuk pertama kalinya sejak 1993 keputusan suku bunga acuan The Fed tidak penuh suaranya dari semua pejabatnya. Suara yang didapat untuk penentuan suku bunga hanya 9 pejabat, kurang suara 2 pejabat.
Sementara para pakar memprediksi sedikit peluang The Fed akan memangkas suku bunga ke depan. Hal ini berkaitan dengan seberapa besar dampak dari kebijakan tarif Trump.
Bill Adams, kepala ekonom di Comerica Bank memproyeksikan bank sentral itu tidak akan memangkas suku bunga hingga pertemuan terakhirnya tahun ini di bulan Desember.
"Jika tingkat pengangguran tetap stabil dan tarif mendorong inflasi, akan sulit untuk membenarkan penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang," ucapnya.
Tonton juga video "IHSG Stagnan Menunggu Kabar The Fed" di sini:
(ada/ara)