BRI Catat Kinerja Positif, Laba Capai Rp 26,53 Triliun di Triwulan II 2025

BRI Catat Kinerja Positif, Laba Capai Rp 26,53 Triliun di Triwulan II 2025

Inkana Putri - detikFinance
Kamis, 31 Jul 2025 17:01 WIB
BRI
Foto: Dok. BRI
Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatatkan kinerja positif dan resilien sepanjang Triwulan II 2025. Adapun laba BRI Group mencapai Rp26,53 triliun dengan aset senilai Rp2.106,37 triliun atau tumbuh 6,52% secara year on year (yoy) hingga Triwulan II 2025.

Direktur Utama BRI Hery Gunardi menjelaskan BRI akan terus memperkuat kinerja melalui ongoing transformation, yakni 'BRIVolution Reignite'.

"BRI akan melakukan perbaikan funding structure untuk pertumbuhan CASA yang sehat melalui segmentasi layanan simpanan, penyederhanaan produk, akselerasi giro, penguatan digital channel serta penguatan brand untuk memperkuat posisi di pasar ritel dan wholesale," ujar Hery dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, transformasi BRI juga akan berfokus pada perbaikan Core Business dan pengembangan New Growth Engine (New Core).

"BRI juga meninjau ulang model bisnis mikro serta penyempurnaan proses bisnis, peningkatan kapabilitas mantri dan memperluas layanan gadai/bullion. Di sisi lain BRI juga akan memperkuat dominasi bisnis payroll, serta meningkatkan bisnis segmen menengah dan mengakselerasi pertumbuhan segmen commercial," ungkap Hery.

ADVERTISEMENT

"Transformasi di dua area tersebut akan didukung dengan penguatan fondasi pada sisi organisasi, distribution dan operations, transformasi pada Human Capital, serta meningkatkan enterprise risk management," imbuh Hery.

Selain transformasi bisnis, BRI juga melakukan transformasi budaya kerja. Transformasi ini diwujudkan melalui peluncuran BRILiaN Way pada 14 Juli lalu.

"Peluncuran BRILiaN Way menjadi komitmen dalam menginternalisasi budaya kerja unggul dan berorientasi kinerja di lingkungan BRI. Terdapat lima nilai utama BRILiaN Way yakni Integrity, Collaborative, Accountability, Growth Mindset, dan Customer Focus yang ditetapkan," jelas Hery.

Untuk menghadapi dinamika bisnis dan menjaga keberlanjutan pertumbuhan, BRI mmendorong aspek penguatan retail funding dan peningkatan kualitas aset.

Hery mengatakan transformasi BRI di sisi funding structure terus menunjukkan kinerja impresif. Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif dalam transaksi di berbagai kanal, baik untuk segmen ritel, merchant, maupun korporasi.

"Jumlah pengguna super app BRImo meningkat 21,2% secara tahunan (YoY) menjadi 42,7 juta user, sementara volume transaksinya naik 25,5% YoY menjadi Rp3.231,7 triliun. Qlola by BRI, platform digital bagi nasabah wholesale dan korporasi, turut mencatatkan peningkatan volume transaksi sebesar 33,9% YoY menjadi Rp5.970 triliun," katanya.

"Di sisi lain, volume transaksi bisnis merchant BRI meningkat 27,2% YoY menjadi Rp105,5 triliun. Sedangkan volume transaksi QRIS tumbuh signifikan sebesar 142,9% YoY menjadi Rp37,2 triliun, dengan jumlah transaksi meningkat 162,5% menjadi 313,7 miliar kali," sambung Hery.

Dengan berbagai transformasi ini, Hery mengungkapkan kinerja keuangan BRI pada paruh pertama tahun 2025 menunjukkan tren positif dan berkelanjutan. Adapun strategi penghimpunan dana murah (CASA) mampu mendorong efisiensi biaya dana dan menopang fundamental bisnis perseroan. Total aset BRI pun tumbuh 6,5% YoY, menjadi Rp2.106,4 triliun.

Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit BRI tumbuh 6,0% YoY menjadi Rp1.416,6 triliun. Dari total kredit yang disalurkan tersebut, segmen UMKM mengambil porsi 80,32%.

Kemudian, Kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI juga menunjukkan peningkatan, didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) yang terus menguat. Total dana pihak ketiga secara konsolidasi tercatat tumbuh 6,7% yoy menjadi Rp1.482,1 triliun.

"Secara kualitas, komposisi dana mengalami perbaikan signifikan dengan porsi CASA meningkat menjadi 65,5% dari total DPK. Pertumbuhan CASA mencapai 10,6% YoY, didorong oleh kenaikan dana giro yang tumbuh 16,1% dan tabungan tumbuh 6,8% YoY," jelas Hery.

Di samping itu, pendapatan selain bunga (Fee & Other Operating Income) tumbuh 10,6% YoY, mencapai Rp26,7 triliun. PPOP (Pre-Provision Operating Profit) tercatat meningkat 2,2% YoY, menjadi Rp58,3 triliun, mencerminkan solidnya pendapatan operasional BRI.

"Perbaikan fundamental kinerja BRI tersebut berdampak positif terhadap capaian laba perseroan. BRI berhasil mencetak Laba bersih sebesar Rp26,5 triliun hingga akhir Juni 2025", katanya.

Hery menambahkan, BRI tidak hanya mencatatkan kinerja keuangan yang sehat, namun juga mendukung keberpihakan pada sektor produktif dan ekonomi kerakyatan.

"Melalui program transformasi yang tengah dijalankan dan dengan dukungan seluruh insan BRILiaN serta kepercayaan masyarakat, BRI optimistis dapat menjaga kinerja positif dan berkelanjutan, serta tetap memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," ucapnya.

Disiplin Likuiditas Dorong Efisiensi Pendanaan BRI

Sementara itu, Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu mengungkapkan kedisiplinan dalam pengelolaan likuiditas menjadi fondasi utama BRI dalam menjaga efisiensi biaya dana, sekaligus memastikan struktur pendanaan yang optimal.

"Cost of Fund (CoF) tercatat membaik menjadi 3,6% pada akhir Triwulan II 2025. Di sisi lain, efisiensi pendanaan juga terlihat dari tingkat Cost of Deposit (CoD) yang berhasil dijaga di level 3,0%," katanya.

"Sementara itu, indikator likuiditas jangka pendek dan panjang BRI tetap kuat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) yang terjaga di 150,5% serta Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 125,6%," jelas Viviana.

Viviana menjelaskan perbaikan struktur pendanaan berdampak pada kondisi likuiditas BRI, yang terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) bank berada di level 84,97%. Angka ini memberikan ruang likuiditas yang memadai bagi BRI untuk terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan.

"Dari sisi permodalan, BRI memiliki Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,01%, salah satu yang tertinggi di antara perbankan nasional dan jauh di atas ketentuan minimum regulator. Dengan kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat tersebut perseroan masih memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh lebih baik di masa mendatang," lanjut Viviana.

Stabilitas Neraca Terjaga & Layanan Bisnis Mikro Digenjot

Dari aspek kualitas aset, Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom mengungkapkan hingga akhir Triwulan II 2025, rasio NPL (Non Performing Loan) BRI tercatat membaik dibandingkan dengan tahun lalu menjadi 3,04%. Perbaikan tersebut dicapai seiring dengan upaya pertumbuhan yang selektif, serta optimalisasi penagihan dan recovery.

"BRI juga tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 188,84%. Rasio ini mencerminkan tingkat kewaspadaan dan kehati-hatian (prudential) yang tinggi dalam mengantisipasi potensi risiko ke depan," katanya.

"Dengan coverage ratio yang sangat memadai, BRI tidak hanya mampu menjaga stabilitas neraca secara berkelanjutan, namun juga memberikan keyakinan kepada investor, regulator, dan seluruh stakeholders bahwa perseroan memiliki fundamental yang kuat dalam menghadapi dinamika ekonomi dan tantangan pasar," imbuh Mucharom.

Sementara itu, untuk mendorong pelaku usaha, Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya mengatakan BRI terus menggenjot kualitas layanan di bisnis mikro. Dengan begitu, prosesnya lebih cepat dan mampu menjawab kebutuhan nasabah.

"Salah satunya adalah dengan melakukan business process reengineering untuk bisnis mikro BRI, dimana inisiatif ini akan berfokus pada empat area utama yakni human capital, business process dan model, product & policy enhancement, serta risk management & data capabilities," jelasnya.

Sinergi strategis Holding Ultra Mikro (UMi) pun memberikan dampak positif dalam mendorong percepatan inklusi keuangan nasional.

"Hingga akhir Triwulan II 2025, Holding Ultra Mikro telah menjangkau 34,7 juta debitur aktif dengan jumlah simpanan mikro mencapai 126 juta rekening," ungkap Akhmad.


Perluas Program Pemberdayaan & Jangkauan AgenBRILink

BRI juga terus menjalankan berbagai program pemberdayaan untuk masyarakat dan UMKM. Hingga akhir Juni 2025, BRI telah membina 4.625 Desa BRILian dan mengembangkan 41.217 klaster usaha melalui program KlasterkuHidupku.

"Lebih dari 12,9 juta pelaku UMKM juga telah memanfaatkan platform digital LinkUMKM untuk memperluas pasar dan mempercepat proses naik kelas. Selain itu, BRI mengelola 54 Rumah BUMN dan telah melaksanakan lebih dari 16 ribu pelatihan," ungkap Wakil Direktur Utama BRI Agus Noorsanto.

Agus menambahkan keberadaan AgenBRILink turut memperluas inklusi keuangan nasional. Adapun jumlah AgenBRILink kini telah mencapai lebih dari 1,2 juta agen atau tumbuh 22,60% secara yoy.

Agen-agen tersebut tersebar di 67 ribu desa, menjangkau seluruh penjuru negeri. Dari sisi transaksi, AgenBRILink mencatatkan volume transaksi sebesar Rp843 triliun atau tumbuh 9,85% yoy.

"Peran AgenBRILink tersebut kini telah bertransformasi, dari penyedia layanan transaksi menjadi lifestyle micro provider," tambahnya.

Agus menegaskan BRI juga mendukung pelaksanaan berbagai program prioritas pemerintah yang menyasar perekonomian kerakyatan secara langsung. Sepanjang periode Januari hingga Juni 2025, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp83,88 triliun kepada 1,8 juta debitur. Jumlah ini termasuk UMKM yang menjadi supplier dalam program Makan Bergizi Gratis di berbagai wilayah.

BRI juga menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) Tahun 2025 senilai Rp2,25 triliun kepada 3,7 juta rekening penerima yang dilakukan dalam 4 tahap. Hal ini merupakan peran aktif BRI turut serta menjaga daya beli Masyarakat yang menjadi fokus Pemerintah.

"Terkait dengan program 3 Juta Rumah, BRI telah menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) kepada 97.878 Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di seluruh Indonesia dengan nilai penyaluran kredit mencapai Rp13,35 triliun atau tumbuh 19,51% yoy. Yang terbaru, BRI berkomitmen untuk mendukung program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP)," pungkasnya..

Lihat juga Video: 129 Tahun BRI Mewujudkan Inovasi dan Pelayanan Prima untuk Indonesia

Halaman 2 dari 3
(akn/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads