BI Pamer Meja & Kursi Rp 1 Miliar dari Limbah Uang Kertas, Begini Wujudnya

BI Pamer Meja & Kursi Rp 1 Miliar dari Limbah Uang Kertas, Begini Wujudnya

Heri Purnomo - detikFinance
Jumat, 15 Agu 2025 12:15 WIB
Kursi Seharga Rp 1 M
Foto: Kursi 1 M. Foto: Heri Purnomo
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) kembali menggelar Festival Rupiah Berdaulat Indonesia (FERBI) 2025 sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam gelaran ini, BI memamerkan inovasi pengolahan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) berupa meja dan kursi senilai Rp 1 miliar.

Berdasarkan keterangan pada karya tersebut, meja dan kursi ini merupakan hasil pengelolaan LRUK yang telah melalui proses daur ulang. Setiap limbah uang kertas dikumpulkan dan diproses ulang hingga menghasilkan material padat dengan tampilan permukaan yang solid dan estetik.

"Setiap potongan dikumpulkan dan diproses ulang sehingga menghasilkan permukaan yang solid dan estetik," tulis keterangan yang dilihat detikcom di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berfungsi sebagai meja dan kursi, inovasi ini juga menjadi karya seni yang menyimpan kisah perjalanan limbah racik uang kertas hingga bisa menjadi benda bernilai guna dan ramah lingkungan.

ADVERTISEMENT

"Dengan tampilan yang modern dan minimalis, furnitur ini tidak hanya berfungsi sebagai meja dan kursi, tetapi juga menjadi karya seni yang menceritakan perjalanan limbah racik uang kertas menjadi benda yang berguna dan ramah lingkungan," tulis keterangannya.

Sebagai informasi, FERBI 2025 kali ini mengusung tema "Sinergi Erat Menjaga Rupiah Berdaulat". Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan tema ini mencerminkan semangat dan momentum seluruh bangsa untuk bersatu padu dan bersinergi dalam menjaga integritas rupiah demi Indonesia berdaulat serta menyongsong Indonesia Maju.

"Pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, saya kembali mengajak kita semua untuk terus memperkuat rasa cinta, bangga, dan paham terhadap rupiah sebagai salah satu buah kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa, yang perlu kita terus jaga dan maknai bersama," kata Perry dalam sambutannya.

Perry menyebutkan ada tiga alasan masyarakat perlu memperkuat gerakan cinta, bangga, dan paham rupiah. Pertama, rupiah adalah mata uang simbol kedaulatan negara Indonesia yang harus dijaga, dihormati, dan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia.

Kedua, rupiah menunjukkan identitas dan simbol negara yang memuat gambar dan lambang negara Indonesia, berupa simbol Garuda Pancasila serta frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Itulah simbol negara di dalam mata uang rupiah," katanya.

Ketiga, Perry mengatakan rupiah adalah jendela Indonesia. Melalui desain yang ada di mata uang rupiah, masyarakat dapat melihat perjalanan sejarah bangsa, keberagaman budaya, dan kekayaan Indonesia.

Lebih lanjut, Perry juga mengajak masyarakat untuk mencintai rupiah dengan cara mengenali karakteristik dan desainnya. Selain itu, masyarakat juga harus merawat atau memperlakukan rupiah secara tepat dan menjaga rupiah dari kejahatan uang palsu.

Kemudian, selalu menggunakan mata uang rupiah sebagai alat pembayaran, serta memahami peran rupiah dalam peredaran uang, stabilitas ekonomi, dan fungsinya sebagai alat penyimpanan nilai.

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads