Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5% pada Agustus 2025. Informasi itu turut disampaikan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.
Perry mengatakan pihaknya sudah menurunkan suku bunga acuan sebanyak lima kali sejak September 2024. Suku bunga acuan yang berada di level 5% ini merupakan yang terendah sejak November 2022.
"Suku bunga sudah kami turunkan lima kali sejak September 2024 dan sekarang adalah 5%, ini terendah sejak 2022," kata Perry dalam rapat kerja dengan Banggar DPR RI, Kamis (21/8/2025).
Perry menyebut masih ada ruang penurunan suku bunga tahun ini untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian nasional. Potensi pemangkasan suku bunga akan mempertimbangkan kondisi inflasi yang tetap rendah, hingga rupiah stabil sesuai fundamentalnya di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.
"Kami masih mencermati ada ruang penurunan suku bunga," imbuhnya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur BI pada 19 dan 20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5%. Demikian juga suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi 4,25% dan suku bunga Lending Facility turun 25 bps menjadi 5,75%.
Perry menjelaskan, keputusan penurunan suku bunga ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5 plus minus 1%, terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai kapasitas perekonomian.
"Ke depan BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan rendahnya perkiraan inflasi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah," ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/8).
Tonton juga video "Suku Bunga Dipotong Demi Menopang Pertumbuhan GDP?" di sini:
(aid/rrd)