Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian Keuangan sepakat berbagi beban alias burden sharing untuk mendanai program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Dukungan itu diberikan melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder dengan realisasi mencapai Rp 200 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, dana hasil pembelian SBN tersebut sebagian digunakan pemerintah untuk membiayai program Perumahan Rakyat serta Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sinergitas BI dalam Asta Cita berkaitan dengan burden sharing. Kami tetap mendasarkan kebijakan moneter dan fiskal yang prudent. Sampai kemarin, kami sudah membeli SBN Rp 200 triliun," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPD RI secara virtual, Selasa (2/9/2025).
Perry mengungkapkan, skema burden sharing ini juga berlaku untuk bunga. BI dan Kementerian Keuangan sepakat menanggung beban bunga secara bersama.
"Kami juga sepakat pembagian beban burden sharing untuk bunganya. Misalnya untuk pendanaan Perumahan Rakyat itu bebannya Bu Menteri Keuangan dan kami BI sama-sama 2,9%. Untuk Kopdes Merah Putih 2,15%," jelas Perry.
Ia menambahkan, formula perhitungan bunga dilakukan dengan menghitung selisih bunga SBN tenor 10 tahun dengan hasil penempatan dana pemerintah di perbankan. Sisa selisih tersebut kemudian dibagi dua antara BI dan Kemenkeu.
Perry menegaskan, burden sharing ini menjadi bukti sinergi antara otoritas moneter dan fiskal dalam menjaga stabilitas sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Kami terus sinergi, itu bukti kami sebagai bagian dari NKRI. BI komitmen untuk koordinasi erat dengan kebijakan pemerintah, dukung Asta Cita, jaga stabilitas ekonomi, dan dorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan," pungkasnya.
(aid/rrd)