Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengkritik keras bank yang dinilainya terlalu nyaman menikmati keuntungan dari penempatan dana di instrumen aman, ketimbang menyalurkan kredit.
Mengacu pada kondisi tersebut, Pemerintah menempatkan Rp 200 triliun ke lima bank dengan harapan dapat meningkatkan penyaluran kredit.
Berikut dua kritik keras Purbaya yang ditujukan ke bank:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(1) Orang-orang Pintar, tapi Malas
Purbaya menyerahkan sepenuhnya kepada bank untuk putar otak menyerap dana Rp 200 triliun yang ditempatkan pemerintah.
Tidak ada panduan khusus yang diberikan ke perbankan terkait saluran dana tersebut, terpenting adalah ke sektor prioritas.
"Pada dasarnya saya suruh mereka berpikir sendiri. Mereka kan orang-orang pintar, cuma selama ini malas karena bisa naruh di tempat yang aman," ujar Purbaya usai rapat dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (16/9/2025).
"Sekarang, dengan uang itu (Rp 200 triliun), mereka berpikir. Harusnya market based ya, mereka akan mencari proyek-proyek yang memberikan return paling tinggi dan yang paling aman dulu," sambungnya.
(2) Nggak Ngapa-ngapain, Untung Gede
Purbaya juga menyinggung perbankan yang dinilai terlalu nyaman menikmati keuntungan dari penempatan dana di instrumen aman ketimbang menyalurkan kredit.
Oleh karena itu, pemerintah menempatkan dana Rp 200 triliun ke lima bank dengan harapan dapat meningkatkan penyaluran kredit.
"Karena bisa taruh di tempat yang aman, nggak ngapain-ngapain, dapat spread cukup, untungnya gede. Jadi mereka setiap Sabtu-Minggu main golf kali," tutur Purbaya.
Dengan penempatan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun, Purbaya menyerahkan sepenuhnya kepada bank untuk putar otak menyerap dana tersebut. Tidak ada panduan khusus yang diberikan untuk perbankan terkait saluran dana tersebut, terpenting adalah ke sektor prioritas.
Penempatan Rp 200 Triliun Supaya Ekonomi Jalan-Pajak Naik
Purbaya menyatakan penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun di lima bank diharapkan agar ekonomi bisa berjalan lebih cepat. Jika ekonomi jalan, pada akhirnya penerimaan negara dari pajak akan naik.
"Saya taruh bibit uang di bank dengan harapan ekonomi jalan, supaya pada akhirnya pajak saya, pendapatan pajak saya naik. Bukan dengan intensifikasi, tapi ekstensifikasi, tapi karena ekonomi yang tumbuh lebih cepat," kata Purbaya.
Berdasarkan hitungan Purbaya, setiap pertumbuhan ekonomi 0,5% disebut bisa menambah penerimaan pajak sampai Rp 100 triliun.
"Kalau pertumbuhan ekonomi Anda lebih cepat, di triwulan IV (tahun ini) dibanding yang lalu, pajaknya juga akan tumbuh lebih cepat, lebih tinggi, lebih banyak. Kalau kita anggap rasio pajak ke PDB-nya konstan, setiap kenaikan 0,5% dari pertumbuhan ekonomi, saya akan dapat pajak tambahan sekitar berapa ya? Kalau nggak salah, saya nggak salah hitung Rp 100 triliun lebih," ucapnya.
Purbaya yakin dampak dari penempatan dana di bank itu akan terasa dalam beberapa bulan ke depan melalui peningkatan penyaluran kredit. "Jadi saya pikir nggak terlalu lama lagi kita akan lihat ekonomi yang lebih bergairah," tambahnya.
(hns/hns)