PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan hingga posisi Juni 2025, portofolio pembiayaan berkelanjutan Bank Mandiri mencapai Rp 304,5 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 9,6% secara Year-on-Year (YoY).
SVP ESG Group Bank Mandiri Monica Yoanita Octavia mengatakan bahwa dari jumlah tersebut, portofolio hijau mencatatkan pertumbuhan tahunan sebesar 13,3% menjadi Rp 157,5 triliun. Ia mengatakan pertumbuhan pada portofolio hijau menjadikan Bank Mandiri sebagai green financing market leader dengan pangsa pasar di atas 35% dibandingkan dengan 4 bank besar nasional lainnya.
"Pertumbuhan ini mencerminkan komitmen Bank Mandiri dalam mendukung sektor-sektor yang selaras dengan agenda pembangunan berkelanjutan nasional," katanya dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (28/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Monica mengatakan komposisi pembiayaan berkelanjutan Bank Mandiri terus bertumbuh. Bank berlogo pita emas ini memastikan setiap dukungan finansial yang diberikan memiliki kontribusi nyata dalam mendorong transisi energi, meningkatkan efisiensi sumber daya, serta mendukung pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan.
Baca juga: Sri Mulyani Terima Uang Pensiun Lewat Taspen |
Posisi Juni 2025, Bank Mandiri berhasil mencatatkan penurunan emisi sebesar 3.9% dari secara YoY. Pencapaian ini menunjukkan efektivitas langkah efisiensi energi dan penerapan operasional yang lebih ramah lingkungan.
Penurunan tersebut dapat tercapai melalui berbagai inisiatif operasional yang diterapkan, seperti perluasan fasilitas bangunan yang telah mencapai 10 Green Offices (tumbuh 11% YoY), 3 Green Buildings (tumbuh 200% YoY) yang memperoleh sertifikasi dari Green Building Council Indonesia (GBCI), 31 charging station untuk kendaraan listrik (tumbuh 82% YoY), 870 panel surya yang sudah terpasang (naik 20% YoY), serta modernisasi armada kendaraan yang telah mengoperasikan 490 kendaraan listrik dan hybrid (tumbuh 250%).
"Bank Mandiri terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan dengan melakukan peningkatan signifikan dalam kebijakan terkait ESG. Kebijakan-kebijakan ini dapat juga diakses secara publik untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan," katanya.
(kil/kil)