Cadangan Devisa RI Turun Jadi US$ 148,7 M, BI: Masih Aman

Cadangan Devisa RI Turun Jadi US$ 148,7 M, BI: Masih Aman

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 08 Okt 2025 16:09 WIB
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap rupiah pagi ini. Mata uang Paman Sam bergerak naik dan berada di level Rp 16.500-an.
Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) memastikan cadangan devisa Indonesia masih dalam posisi aman. Pada September cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 148,7 miliar, turun dari US$ 150,7 miliar pada Agustus 2025.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menerangkan posisi cadangan devisa Indonesia itu setara dengan pembiayaan impor 6,2 bulan impor. Sementara standar minimal internasional selama 3 bulan impor.

"Jadi angka itu sebenarnya jauh di atas standar yang dibutuhkan. Oleh sebab itu saya berani memastikan bahwa angka itu sangat aman bagi Indonesia," kata dia ditemui di Jakarta International Convention Center, Jakarta, Rabu (8/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga kembali meyakini, meski terjadi penurunan, kecukupan cadangan devisa Indonesia masih sangat aman. Seperti diketahui, penurunan cadangan devisa ini salah satunya disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

ADVERTISEMENT

"Jadi kalau melihat angka itu, saya rasa angka cadev BI itu masih sangat aman. Karena jauh di atas standar minimal yang dibutuhkan," pungkasnya.

Sebelumnya telah diinformasikan bahwa cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan pada akhir September 2025. Tercatat cadangan devisa turun menjadi hanya sebesar US$ 148,7 miliar lebih rendah dari posisi pada akhir Agustus 2025 sebesar US$ 150,7 miliar.

Perkembangan tersebut dipengaruhi antara lain oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Posisi cadangan devisa akhir September 2025 tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

(ada/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads