Butuh Literasi Keuangan Digital buat Hadapi Perkembangan Investasi Online

Butuh Literasi Keuangan Digital buat Hadapi Perkembangan Investasi Online

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 21 Okt 2025 13:25 WIB
Ilustrasi Investasi
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Literasi digital dibutuhkan seiring berkembangnya tren investasi online. Karena itu dibutuhkan regulasi untuk mendampingi jalannya investasi saat ini.

Direktur Utama Dupoin Indonesia Gunawan Herman mengungkapkan bahwa regulasi bukanlah hambatan, melainkan bentuk perlindungan dan dasar terciptanya kepercayaan publik.

"Regulasi adalah perlindungan. Karena dalam industri ini, kepercayaan adalah segalanya. Kepatuhan terhadap regulator sudah menjadi bagian dari budaya kerja kami, mulai dari penerapan prinsip anti pencucian uang hingga transparansi dalam setiap proses," ujar Gunawan dalam keterangannya, ditulis Selasa (21/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inisiatif Dupoin mengadakan forum ini bukan untuk kepentingan promosi, tetapi sebagai langkah membangun reputasi yang kredibel serta menjembatani hubungan antara regulator, pelaku industri, dan masyarakat.

"Kepercayaan tidak bisa dibangun sendiri. Harus bersama regulator, bursa, pelaku industri, dan masyarakat. Forum ini adalah bentuk komitmen kami untuk menghadirkan transparansi dan memperkuat kepercayaan di pasar berjangka Indonesia," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Direktur Utama JFX Yazid Kanca Surya mengungkapkan termasuk literasi tentang perdagangan berjangka, baik untuk masyarakat umum maupun untuk para Wakil Pialang.

Dia menyebutkan edukasi ini dibutuhkan dari sumber pertama atau pihak yang mengenalkan informasi kepada calon nasabah. "Kami terus mendorong literasi tentang perdagangan berjangka dan mengedukasi," kata dia.

Perwakilan Bank Indonesia, Yoanita Historiani, menegaskan pentingnya sinergi antarotoritas untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap produk derivatif.

"Kami terus menjaga koordinasi lintas otoritas agar pengawasan semakin efektif dan perlindungan konsumen semakin kuat. Pelaku industri seperti Dupoin juga memiliki peran penting untuk menyampaikan edukasi yang benar dan sesuai dengan profil investornya," jelasnya.

Ia menambahkan, kebijakan yang dibuat Bank Indonesia selalu berupaya mempersempit gap antara pelaku industri dan masyarakat agar tercipta pasar keuangan yang modern dan berdaya saing.

Dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bimahyunaidi Umayah menambahkan perspektif penting terkait penguatan tata kelola dan pengawasan di sektor derivatif. "Dalam pengawasan kami, transparansi dan tata kelola yang baik menjadi fondasi utama bagi kepercayaan publik. Setiap pelaku industri perlu memastikan bahwa kegiatan usahanya tidak hanya patuh terhadap regulasi, tetapi juga berorientasi pada perlindungan konsumen," ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa OJK terus mendorong pelaku industri untuk memperkuat sistem manajemen risiko dan memastikan setiap informasi kepada nasabah disampaikan secara jujur, jelas, dan tidak menyesatkan. "Kami percaya, kolaborasi antara regulator dan pelaku industri seperti Dupoin akan menciptakan ekosistem keuangan derivatif yang lebih sehat dan berintegritas," lanjutnya.

Dupoin Regulatory Insight Forum 2025 bukan sekadar ajang diskusi, tetapi merupakan bagian dari agenda jangka panjang Dupoin untuk mendorong praktik keuangan yang etis dan berkelanjutan. Melalui sesi berbagi pengetahuan dan diskusi langsung dengan para regulator, Dupoin mendorong para pelaku industri untuk lebih proaktif dalam memastikan keselarasan regulasi, peningkatan literasi, serta edukasi investor.

Kegiatan ini juga menjadi bukti dukungan Dupoin terhadap Gerakan Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan, sejalan dengan agenda pembangunan ekonomi nasional. Dupoin percaya bahwa semakin tinggi literasi keuangan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya legalitas, semakin kuat pula pondasi industri berjangka untuk tumbuh dan berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads