The Fed Pangkas Suku Bunga, tapi Pasar Keuangan Masih Goyah

The Fed Pangkas Suku Bunga, tapi Pasar Keuangan Masih Goyah

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 30 Okt 2025 08:10 WIB
Jakarta -

Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuannya untuk kedua kalinya secara beruntun. Namun, pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, membuat pasar keuangan goyah karena ia meragukan kemungkinan adanya pemangkasan lanjutan pada Desember.

Melalui hasil voting 10 banding 2, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) resmi menurunkan suku bunga acuan menjadi kisaran 3,75-4%. Bersamaan dengan itu, The Fed juga mengumumkan akan mengakhiri proses pengurangan aset (quantitative tightening) pada 1 Desember mendatang.

Dikutip dari CNBC, Kamis (30/10/2025), salah satu gubernur, Stephen Miran, kembali menyatakan perbedaan pendapat karena menginginkan pemangkasan dilakukan lebih agresif, yakni 0,5 poin. Sementara Presiden The Fed Kansas City, Jeffrey Schmid, juga menolak hasil keputusan, tapi dengan alasan sebaliknya. Menurutnya, suku bunga seharusnya tidak diturunkan sama sekali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Miran merupakan pejabat yang ditunjuk langsung oleh Presiden AS Donald Trump, yang selama ini mendorong agar The Fed lebih cepat memangkas suku bunga. Tingkat bunga acuan ini menjadi patokan bagi berbagai produk keuangan masyarakat, seperti kredit mobil, hipotek rumah, hingga kartu kredit.

ADVERTISEMENT

Namun, dalam pernyataan resminya, The Fed tidak memberikan arahan apa pun soal rencana kebijakan pada Desember mendatang. Pada rapat sebelumnya di September, pejabat The Fed sempat mengindikasikan adanya tiga kali pemangkasan dalam tahun ini.

Pertemuan Desember menjadi kesempatan terakhir untuk mewujudkan hal tersebut. Meski begitu, Powell mengingatkan agar publik tidak terlalu cepat berasumsi bahwa pemangkasan Desember pasti akan terjadi.

"Dalam diskusi kali ini, pandangan anggota komite cukup beragam tentang arah kebijakan bulan Desember. Pemangkasan lebih lanjut belum bisa dipastikan sama sekali, jauh dari kata pasti," sebut Powell.

Kini muncul semakin banyak pendapat di antara 19 pejabat The Fed yang menyarankan agar menunggu satu siklus lagi sebelum memangkas suku bunga lagi. Akibat pernyataan itu, pelaku pasar menurunkan peluang pemangkasan Desember dari 90% menjadi 67%, menurut data CME Group FedWatch.

Pasar saham yang sempat menguat setelah keputusan diumumkan langsung berbalik melemah usai komentar Powell disiarkan. Meski begitu, indeks utama perlahan kembali stabil menjelang akhir sesi perdagangan.

Pemangkasan ini dilakukan di tengah kondisi di mana The Fed sebenarnya "terbang tanpa data" dalam mengambil keputusan. Selain data inflasi (CPI) yang dirilis pekan lalu, pemerintah AS menangguhkan sementara seluruh pengumpulan dan publikasi data ekonomi, termasuk data tenaga kerja, penjualan ritel, dan indikator makro lainnya.

Dalam pernyataannya, The Fed mengakui bahwa minimnya data membuat penilaian ekonomi menjadi tidak pasti. Komite menuliskan bahwa indikator yang tersedia menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi masih tumbuh dengan kecepatan moderat.

Pertumbuhan lapangan kerja melambat tahun ini, tingkat pengangguran sedikit naik namun tetap rendah hingga Agustus, dan data terbaru menunjukkan tren yang sejalan. Inflasi meningkat dibanding awal tahun dan masih berada di level yang cukup tinggi.

The Fed juga menegaskan kekhawatirannya terhadap pasar tenaga kerja, dengan menyebut adanya peningkatan risiko pelemahan lapangan kerja dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan sebelum penghentian sementara data ekonomi, sudah muncul indikasi bahwa PHK masih terkendali, tetapi laju perekrutan mulai melambat.

(ily/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads