Transaksi Mata Uang Lokal RI-China Tembus US$ 7 M, RI-Jepang US$ 5 M

Transaksi Mata Uang Lokal RI-China Tembus US$ 7 M, RI-Jepang US$ 5 M

Heri Purnomo - detikFinance
Senin, 03 Nov 2025 21:30 WIB
Suasana rapat kerja Gubernur Bank Indonesia (BI) bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/9/2025). BI menyatakan siap menanggung sebagian beban bunga untuk sejumlah program strategis pemerintah khususnya yang berkaitan dengan penguatan ekonomi kerakyatan. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan nilai transaksi mata uang lokal (Local Currency Transaction/LCT) dalam perdagangan antara Indonesia, China dan Jepang meningkat.

Perry menyampaikan nilai transaksi untuk China mencapai US$ 7 miliar atau setara Rp 116,5 triliun (Kurs Rp 16.645). Sementara untuk Jepang transaksinya mencapai US$ 5 miliar atau setara Rp 83,2 triliun.

"Bahkan nilai transaksi dengan mata uang lokal dengan China telah mencapai hampir US$ 7 miliar dan dengan Jepang mencapai sekitar US$ 5 miliar," ujar Perry di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Senin (3/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Perry pernah mengatakan Jepang menjadi negara kedua terbesar setelah China yang gencar melakukan transaksi tanpa mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dengan Indonesia.

"Transaksi mata uang lokal Indonesia-Jepang sudah menjadi nomor dua setelah China," kata Perry dalam High Level Campaign LCT & Launching QRIS Cross Border Indonesia-Jepang dikutip dari YouTube BI, Senin (25/8/2025).

ADVERTISEMENT

Hal ini terlihat dari besarnya transaksi mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) antar kedua negara yang nilainya mencapai US$ 5,1 miliar atau setara Rp 82,78 triliun (kurs Rp 16.232) per Juli 2025. Transaksi tersebut sepenuhnya berasal dari transaksi langsung secara bilateral antar kedua negara baik dengan mata uang rupiah maupun yen.

"Kita menggunakan bilateral cross border secara langsung antara rupiah dan yen. Sejauh ini LCT sangat tergantung aktivitas ekspor dan impor yang menandakan eratnya hubungan industri kita," tutur Perry.

Saat ini Indonesia dan Jepang pun sepakat untuk mengembangkan LCT, salah satunya dengan membuka transaksi digital kedua negara cukup menggunakan QR Code, yakni QRIS untuk Indonesia dan JPQR untuk di Jepang.

Melalui layanan QRIS lintas negara, pelancong Indonesia di Jepang cukup bertransaksi menggunakan ponselnya tanpa harus menggunakan maupun menukar ke uang tunai. Begitu pun pelancong Jepang yang berada di Indonesia.

"Ini chapter baru antara LCT dan cross border interconnectivity dari sistem pembayaran. Lebih dari itu juga termasuk menghubungkan pasar uang dan transaksi keuangan melalui rupiah dan yen," tutur Perry.

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads