OJK Sebut Banyak TKI Dipenjara Gegara Rentan Jadi Korban Penipuan

OJK Sebut Banyak TKI Dipenjara Gegara Rentan Jadi Korban Penipuan

Andi Hidayat - detikFinance
Senin, 10 Nov 2025 17:37 WIB
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi/Foto: OJK
Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKI rawan menjadi korban penipuan atau scam. Bahkan tak jarang PMI yang terjerat scam ini dipenjarakan karena datanya digunakan oleh pihak yang tidak dikenal.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan perlindungan PMI menjadi salah satu agenda prioritas bagi pihaknya. Pihaknya juga terus melakukan edukasi dan sosialisasi keuangan untuk memitigasi scam bagi PMI.

"OJK punya 10 segmen prioritas, salah satunya PMI. Kita tahu kenapa, PMI itu adalah kelompok rentan yang harus kita lindungi. Kasihan gitu. Dari sisi edukasi literasi terus kita bantu, soalnya kasihan, banyak yang masuk penjara karena kadang-kadang rekeningnya dipakai, padahal dia nggak tahu," ungkapnya di Puri Ardhya Garini, Jakarta Timur, Senin (10/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai langkah perlindungan dan edukasi, OJK dan pemerintah resmi meluncurkan buku saku literasi keuangan bagi PMI. Buku saku ini tidak hanya menjadi upaya pencegahan scam, melainkan juga untuk kesejahteraan PMI.

Wanita yang akrab disapa Kiki itu menjelaskan, buku saku ini memuat tata cara investasi mengingat banyak juga PMI yang tertipu investasi palsu. Edukasi dalam buku saku tersebut memuat instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN), emas hingga kredit modal kerja bagi para PMI.

ADVERTISEMENT

"Misalnya nanti kalau sudah selesai mau ngapain? Kan nggak mungkin mau kerja seterusnya di luar negeri kan. Pasti pengin kembali, nah itu untuk modal perusahaan. Juga keluarga di Indonesia juga ditawarkan juga kredit. Keluarga banyak di dana itu, itu sangat memungkinkan," terang Kiki.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin, menjelaskan pentingnya peluncuran buku saku ini untuk mengedukasi PMI. Pasalnya, 70% dari gaji PMI diketahui digunakan untuk belanja konsumtif.

"Gaji mereka itu 70% masih digunakan untuk konsumtif. Jadi bagaimana mereka agar tidak konsumtif, tidak untuk gaya hidup saja, tapi betul-betul nanti disisihkan untuk hal-hal yang produktif," ungkapnya.

(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads