Kementerian Koperasi (Kemenkop) berencana mempunyai bank koperasi yang baru. Rencananya, mekanisme pembentukannya melalui pembelian saham bank yang sedang dijual.
"Kemudian yang berikutnya ini adalah kesempatan sebenarnya kita ada keinginan dari Kementerian Koperasi untuk memiliki bank koperasi yang baru," ujar Ferry dalam acara Temu Mitra LPDB Koperasi, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (20/11/2025).
Rencana ini dilakukan agar menggeliatkan koperasi di semua sektor seiring Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian ke koperasi. Sebelumnya, koperasi berhasil membentuk Bank Umum Koperasi (Bukopin) pada 1970. Namun, saat ini Bank Bukopin telah berganti nama menjadi PT Bank KB Bukopin usai mayoritas sahamnya dimiliki oleh KB Kookmin Bank asal Korea.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ferry pun mengajak koperasi-koperasi yang sudah ada untuk bersatu dan gotong royong membeli saham bank guna mendirikan kembali bank koperasi. Selain itu, ia juga menyebut akan memperkuat peran Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) sebagai lembaga pembiayaan koperasi.
"Setelah kita kehilangan bank Bukopin, saya kok berniat untuk mengajak semuanya sekiranya ada kesempatan, ada bank yang dijual atau bagaimana caranya kita akan gotong royong membeli saham bank tersebut," tambahnya.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai rencana tersebut, Ferry mengakui sudah ada beberapa bank yang menawarkan kepada Kemenkop. Saat ini, pihaknya sedang proses penjajakan dan nantinya akan ada pertemuan lebih lanjut yang lebih spesifik untuk membahas pembentukan bank koperasi baru.
"Ya ini sedang kami jajaki, ada beberapa bank yang ditawarkan kepada kami. Oleh karena itu kami akan mengajak lagi nanti pada pertemuan yang lebih spesifik nanti," tambah ia.
Selain pendirian bank baru, Ferry menerangkan koperasi juga akan mulai masuk ke sektor manufaktur. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah yang membentuk 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih. Kopdeskel Merah Putih mempunyai tujuh unit gerai yang akan dikelola secara modern, seperti gerai sembako, apotek desa, klinik desa, kantor koperasi, gudang penyimpanan dingin, sarana logistik dan pergudangan, hingga usaha simpan pinjam.
Ia berharap koperasi-koperasi yang sudah masuk dalam bidang produksi ini dapat memasok barang ke Kopdeskel Merah Putih.
"Ada 80 ribu retail modern yang harusnya kita bisa jadikan sebagai outlet-outlet dari hasil produksi yang sebaiknya kita produksi sendiri. Jadi memang koperasi boleh simpan pinjam, tetapi kita juga harus mulai berpikir untuk koperasi itu bisa masuk ke sektor produksi, bikin pabrik-pabrik sendiri, mulai dari pabrik sayur, pabrik sabun, shampoo, kecap saos, segala macam, minyak, segala macam," terang Ferry.
(rea/kil)











































