Bank Halim Tinggal Kenangan

Bank Halim Tinggal Kenangan

- detikFinance
Jumat, 05 Okt 2007 10:38 WIB
Jakarta - Nama PT Bank Halim Indonesia kini tinggal kenangan. Bank yang didirikan bos rokok Gudang Garam Rahman Halim ini, sekarang menyandang nama baru PT Bank ICBC Indonesia.Perubahan nama tersebut terkait dengan dibelinya mayoritas saham Bank Halim atau 90% oleh Industrial & Commercial Bank of China (ICBC)."Perubahan izin usaha atas nama Bank Halim Indonesia menjadi PT Bank ICBC Indonesia telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan HAM pada 22 Juni 2007 dan keputusan Dewan Gubernur BI 26 September 2007," jelas direksi dalam pengumuman yang dipublikasikan Jumat (5/10/2007).Meski telah berubah nama tapi seluruh perjanjian dan kontrak kerja baik dengan nasabah maupun rekan kerja masih tetap berlaku.ICBC merupakan bank terbesar asal China, yang melakukan proses pengambilalihan Bank Halim sejak 30 Desember 2006. ICBC akan menjadikan Bank Halim untuk menangani bisnis pembiayaan perdagangan luar negeri antara pengusaha Indonesia dengan China. Kepemilikan saham Bank Halim saat ini adalah ICBC 90% dan PT Intidana Wijaya 10%.Bank Halim yang berbasis di Surabaya kini mempunyai 12 kantor cabang dan pembantu tersebar di Surabaya, Jakarta dan Bandung. Bank Halim semula didirikan pada 15 Mei 1970 di Surabaya dengan nama PT Bankit. Pada 1974 berubah menjadi Bank Pasar Sumber Dana. Kemudian pada 1989 berubah menjadi bank umum swasta dan pada 1995 menjadi bank devisa.Rahman Halim memang mau tidak mau melepas saham Bank Halim atau menambah modal untuk memenuhi persyaratan Arsitektur Permodalan Indonesia (API). Hal yang sama juga dilakukan pemilik rokok Djarum, yang menjual Bank Haga dan Bank Hagakita kepada Rabobank Group yang berkedudukan di Belanda. Tapi Grup Djarum masih punya bank andalan yakni Bank Central Asia (BCA).Rahman Halim yang selalu menjadi orang terkaya dari Indonesia versi Forbes, tetap mengandalkan usaha rokok sebagai tulang punggung bisnisnya.Namun pada Agustus 2007, Gudang Garam mengumumkan rencana masuk ke bisnis hiburan, dengan bekerja sama dengan PT EC Entertainment.Anak usaha yang didirikan di Indonesia itu memiliki modal dasar sebesar Rp 60 miliar dan modal disetor Rp 20 miliar. Baik Gudang Garam dan EC Entertainment masing-masing memiliki saham sebesar 50 persen di anak perusahaan itu.Pendirian anak usaha di bidang hiburan ini dimaksudkan juga untuk mendukung kinerja Gudang Garam. (ir/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads