Sudah dipraktikkan atau belum? Salah satu kunci keberhasilan dari Perencanaan Keuangan adalah dengan melakukan/praktikkan isi dari tulisan-tulisan saya.
Nah, untuk tulisan kali ini kita akan lanjutkan apa saja yang bisa anda lakukan demi menghemat uang belanja tersebut.
Jangan Lupa Bawa Kalkulator
Well, zaman sekarang sih semua smartphone sudah dilengkapi dengan kalkulator sehingga anda tidak perlu capek-capek bawa kalkulator besar ke pasar swalayan. Tujuan bawa kalkulator bukan supaya anda jadi pedagang, tapi untuk menghitung ulang apakah harga yang ditawarkan sudah benar-benar murah.
Sebagai contoh, barang yang ditawarkan seakan-akan murah biasanya dibuat paket besar, misalnya tisu untuk toilet dibuat per pak isi 12 atau 15. Nah, hitung ulang harganya per item dan bandingkan dengan paket yang lebih kecil misalnya isi 4. Apabila harganya sama atau hanya selisih sedikit, maka itu bukan good deal.
Seringkali barang-barang yang ditawarkan belum tentu benar-benar 'diskon'. Yang dilakukan hanya trik marketing agar anda berpikir bahwa barang yang anda beli diskon, karena dijual dalam jumlah paket besar. Itulah mengapa penting untuk membawa kalkulator dan menghitung ulang tawaran tadi supaya anda tidak terjebak.
Cek Toko Sebelah
Anda mungkin sudah mempunyai toko favorit tempat anda belanja. Mungkin toko tersebut nyaman, atau parkirnya mudah, dan masih banyak kenyamanan lainnya yang membuat anda betah berbelanja di sana. Tapi, demi penghematan, tidak ada salahnya anda 'cek toko sebelah', alias coba lihat tempat lain.
Setiap toko biasanya mempunyai pola diskon untuk barang yang berbeda setiap minggunya. Tapi apabila anda pelajari dengan teliti, sebenarnya pola-pola yang sama akan berlangsung selama beberapa bulan, sehingga anda bisa melakukan persiapan dan strategi belanja ke toko yang mana untuk membeli barang apa, dengan harga yang lebih murah.
Bahan Mentah vs Sudah Dikemas
Bagi sebagian dari kita, dengan dalih kemudahan, kecepatan, dan kenyaman, sering membeli barang yang sudah dipotong-potong ataupun dikemas. Perhatikan dengan teliti apakah harga yang tercantum di barang yang masih 'mentah' alias belum diapa-apakan sama dengan barang yang sudah dipotong-potong dan dikemas. Kalau sama saja, tidak menjadi masalah. Tapi bisa saja terjadi harganya berbeda.
Sebagai contoh misalnya minuman. Coba perhatikan, di beberapa pasar swalayan, apabila anda beli minuman di pasar swalayan, antara minuman yang berada di rak biasa, dengan minuman yang berada di rak berpendingin harganya akan beda antara Rp 100β300. Kalau anda beli 1 mungkin tidak berasa, tapi apabila anda beli stok selusin atau untuk 30 hari, maka selisihnya lumayan besar.
Stok Barang/Makanan Kesukaan Keluarga
Keluarga punya makanan favorit atau barang favorit yang sudah pasti akan dikonsumsi atau pakai, kebetulan barang tersebut sedang diskon kalau beli paket besar, tidak ada salahnya untuk anda membeli dan menyetok barang tersebut.
Mengapa demikian? Selama jangka waktu expired-nya masih lama, tidak ada salahnya anda membeli dan menyetok, toh barang tersebut suatu hari akan dipakai dan dikonsumsi oleh keluarga. Membeli pada saat diskon dan menyetoknya bisa membuat anda hemat untuk beberapa item belanjaan anda.
Udah pinter kaaaan? Eh belum ya, well kalau masih belum bisa belajar mengelola keuangan di workshop-workshop yang ada seperti workshop Basic FP dengan gelar RPP (Registered ParaPlanner) di sini >> http://bit.ly/bfp515 , atau kalau hanya ingin belajar asuransi dan komunikasi bisa cek info di sini http://bit.ly/limy23 dan di sini http://bit.ly/nlp24m.
Di tulisan berikutnya kita akan bahas bagian terakhir dari tips dan trik untuk belanja murah sehingga anda bisa menghemat pengeluaran bulanan di tengah biaya hidup yang sekarang menjadi semakin mahal di Indonesia ini.
(Angga Aliya/Wahyu Daniel)











































