Banyak orang takut menyicil terlalu lama, karena banyak alasan salah duanya adalah malas lama bayar cicilan dan malas bayar bunga yang besar. Dalam artikel sebelumnya sudah dibahas 2 alasan kenapa pinjam KPR lama lebih bagus dan dianjurkan. Artikel kali ini akan meneruskan sambungan dari artikel yang lalu tentang apalagi alasan kita meminjam KPR dalam jangka panjang?
Alasan 3: KPR Uang (Pinjaman) Yang Murah
Suka tidak suka, mau tidak mau kita harus mengakui kalau KPR adalah Uang yang murah untuk kita pinjam alias pinjaman dengan biaya atau bunga yang murah. Didalam perbankan kebanyakan kredit atau pinjaman dibagi ke 2 bagian yaitu kredit individual atau personal dan kredit usaha (kredit usaha sendiri dibagi menjadi beberapa bagian dimulai dari mikro sampai korporasi dan sindikasi tergantung dari besar plafon kredit).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, untuk KPR berbeda karena kita menggunakan rumah kita untuk jaminan, sehingga bila kita gagal membayar dan melunasi, bank bisa mengambil properti kita. Oleh sebab itu bila ditelusuri biaya bunga untuk KPR ini termasuk rendah alias murah. Rata-rata bank mengenakan bunga/atau sistem bagi hasil sebesar 12% per tahun, ada yang sampai 14% per tahun. Sementara ada juga yang mengenakan lebih rendah lagi bisa 10% bahkan di bawah itu. So, murah kan? Kapan lagi ambil kesempatan ini?
Alasan 4: Cicilan KPR Semakin Lama Semakin Ringan
Sudah dibahas di atas dan di artikel sebelumnya bahwa banyak orang di Indonesia 'ketakutan' menyicil utang dalam jangka panjang dengan banyak alasan. Padahal bila kita lakukan perhitungan dengan baik dan benar, cicilan KPR ternyata dalan jangka panjang akan terasa semakin ringan. Lho kok bisa? Apa alasannya? Mari kita lakukan perhitungan dengan baik dan benar.
Seorang teman membeli sebuah apartemen murah seharga Rp 160 juta di tahun 2010 kemarin. Dengan uang muka 30%, maka sisa pembayaran apartemen sebesar Rp 112 juta dilakukan dengan Kredit Pemilikan Apartemen selama 10 tahun dengan bunga 10% per tahun dimulai tahun 2012 (mengapa 2 tahun kemudian, karena dia juga mencicil uang muka sambil menunggu tower apartemennya jadi dibangun untuk diserah terimakan ke bank). Cicilan yang harus dilakukan adalah sebesar Rp 1,48 juta per bulan (dibulatkan menjadi Rp 1,5 juta). Dengan penghasilannya yang Rp 5 juta per bulan waktu itu, maka persentase cicilan bulanannya 30%.
Beliau mulai menyicil dari tahun 2012 dan sekarang, sudah berjalan 5 tahun. Dengan kenaikan penghasilan rata-rata 10% per tahun dari tahun 2010 (7 tahun yang lalu), maka penghasilan beliau saat ini sudah di Rp 9,7 juta per bulan. Bila dihitung dahulu persentase cicilan bulanan Rp 1,5 juta ke panghasilan Rp 5 juta adalah 30%, bila dihitung dengan penghasilan saat ini yang Rp 9,7 juta maka cicilan bulanan hanya sekitar 15,5%. Dengan kata lain cicilan bulanan semakin terasa ringan dengan kenaikan penghasilan.
Banyak orang kemudian argumentasi bahwa cicilan bisa naik bila suku bunga naik. Betul sekali, saya setuju dengan statement tersebut. Tetapi kenyataannya sampai saat ini dengan suku bunga yang masih rendah cicilannya cenderung tidak berubah alias masih nominal yang sama.
Kok bisa ya? Bingung logika dan cara menghitungnya? Makanya anda bisa belajar untuk mengatur keuangan dan investasi. Caranya? Dengan ikutan workshop atau kelas-kelas yang ada.
Salah satu kelas yang kami rekomendasikan adalah Merencanakan & Mengelola Keuangan dan Gaji yang akan diadakan 18 Maret 2017, info buka di sini atau Cara Kaya Raya Dengan Reksa Dana diadakan 19 Maret 2017 info buka di sini.
See, benarkan? Semakin lama menyicil KPR anda justru semakin untung? Masih ada beberapa alasan lain yang akan kita bahas bersambung di artikel berikutnya. Selamat menyicil rumah/apartemen anda, dan selamat belajar keuangan dan investasi yang benar. (wdl/wdl)











































