Salah satu kewajiban orang tua, khususnya seorang ayah adalah memberikan pendidikan terhadap buah hati. Dalam hal ini karena orang tua (kadang) tidak bisa mendidik sendiri, maka mewakilkan kepada pihak lain yang namanya institusi pendidikan, yaitu sekolah, baik formal ataupun non formal.
Pendidikan ini umumnya ada 2 yaitu: pendidikan di rumah dan pendidikan di luar rumah. Pendidikan di rumah meliputi pendidikan agama, kewajiban dan larangan dalam agama, sopan santun, etika, dan kebiasaan-kebiasaan hidup lainnya yang tidak didapat di sekolah, maupun penegas dan pendukung yang di dapat di bangku sekolah, termasuk teman dan lingkungannya. Pendidikan di luar rumah, biasanya berupa sekolah formal, baik sekolah umum atau sekolah berbasis agama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Memilih sekolah adalah Investasi Relasi dan Koneksi
Relasi seperti apa yang ingin diperoleh nantinya, jenis teman dan hubungan yang ingin dijalin menentukan jenis sekolah yang ingin dipilih. Misal, apakah sekolah yang sebagian besar siswanya anak-anak tetangga perumahan, atau sekolah yang isnya anak-anaknya teman-teman kita sekarang, untuk membangun hubungan yang berkelanjutan.
2. Memilih sekolah adalah Investasi Karakter
Teori genetik mengatakan produksi (P) adalah hasil perpaduan antara genetik (G) dengan lingkungan (L) atau P= G +L, di mana genetik atau keturunan hanya berpengaruh terhadap karakter seseorang sebesar 30-40%nya dan sisanya hasil pengaruh lingkungan. Artinya pengaruh lingkungan mampu mengalahkan sifat bawaan dari orang tuanya.
Sebaik apapun kita mendidik di rumah, jika anak akhirnya berada di lingkungan yang tidak selaras, maka hasilnya tidak akan seperti yang kita harapkan dan akan tumbuh berkarakter seperti lingkungan ia berada. Misal di rumah dibiasakan disiplin tetapi sekolah di tempat yang kedisiplinannya kurang ditegakkan, maka hasilnya bisa jadi anak akan kurang disiplin.
3. Kemampuan Finansial
Tahukah bahwa untuk biaya kuliah saja bagi anak Anda 18 tahun lagi membutuhkan sekitar antara Rp 2 - 6 miliar?
Apapun jenis sekolah yang menjadi pilihan, baiknya disesuaikan kemampuan finansial, kemampuan berinvestasi. Apakah cukup untuk sekolah umum atau cukup untuk sekolah terpadu. Jika budget tidak mencukupi, maka Anda tak perlu gengsi untuk menurunkan standar.
Misal Anda ingin nanti anak bersekolah di SDIT dengan kebutuhan investasi sekarang Rp 700 ribu per bulan, faktanya dana investasi hanya Rp 400 ribu per bulan, cukup untuk sekolah umum, maka Anda harus rela anak sekolah di sekolah umum, dengan disiasati tambahan pelajaran dan pendidikan agama sendiri di rumah.
4. Skala Prioritas
Di prioritas mana Anda menempatkan pendidikan dalam rencana keuangan. Jika menjadikannya sebagai prioritas utama, maka kerelaan Anda menjadikan investasi pendidikan, sebagai prioritas utama, menuntut Anda menomorduakan rencana keuangan yang lain.
Misal, untuk total biaya pendidikan anak, baik pendidikan di rumah atau di luar rumah dari Pra Sekolah hingga Sarjana, membutuhkan investasi Rp 4 juta per bulan, di saat yang sama Anda membutuhkan investasi pembelian mobil Rp 2,5 juta, Sedangkan alokasi investasi yang tersedia sebesar Rp 5 juta, mana yang akan nomor sekian kan?
Jika pendidikan, maka investasi mobil dinomorduakan, dengan cara menurunkan harga mobil yang akan dibeli atau waktu pembelian mobil diundur. Jika Mobil yang Anda prioritaskan, maka, standar sekolah diturunkan disesuaikan dengan ketersediaan investasi yaitu sebesar Rp 2,5 juta.
Mana pilihan Anda? Beda keluarga beda prioritas, tergantung tujuan hidup, latar belakang dan pengalaman masing-masing.
Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan pendidikan, meski masih ada hal lainnya yang banyak dibahas di kelas parenting, bukan kelas financial planning. Perlu diingat bahwa yang sekolah adalah anak, bukan kita. Dan anak adalah amanah yang kelak kita akan diminta pertanggungjawabannya sebagai orang tua, karenanya penting untuk merencanakan biayanya agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Untuk kemudahan perencanaan pendidikan Anda bisa mengikuti kelas–kelas yang ada dan ditawarkan. Beberapa yang kami rekomendasikan, untuk di akhir Maret ada kelas Intermediate Financial Planning lengkap info bisa dibuka di sini http://bit.ly/IMDT0304, bagi yang ingin tahu tentang asuransi detil bisa ikut tanggal 22 April, info di sini http://bit.ly/LIC2204.
Untuk ilmu waris bisa ikut workshop tanggal 23 April info di sini http://bit.ly/EPC2304, sementara kelas regular merencanakan keuangan akan diadakan akhir April tanggal 29, info di sini http://bit.ly/PMM2904, dan cara kaya dengan reksa dana tanggal 30 April infonya bisa dibuka di sini http://bit.ly/WRD3004 atau berkonsultasi kepada Perencana Keuangan Independen di AAM & Associate.
Salam finansial! (ang/ang)